Penurunan Suku Bunga The Fed Diperkirakan Lebih Cepat, Rupiah Akan Stabil?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memproyeksikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Fed Funds Rate (FFR) turun lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan pihaknya memperkirakan FFR akan mulai turun pada November 2024, lebih cepat dari perkiraan sebelumnya yang di Desember 2024.

"Yang semula FFR itu kami perkirakan baru turun di Desember itu ada probabilitas semakin besar bisa maju ke November," ujar Perry dalam Konferensi Pers di Jakarta.


Dengan probabilitas FFR yang lebih maju, Bank Indonesia meyakini rupiah akan lebih stabil. 

Baca Juga: Perry Warjiyo Ungkap Alasan Bank Indonesia Pertahankan BI Rate di Level 6,25%

"Kami belum berani mengatakan akan maju ke September meskipun pasar ada yang memperkirakan masuk September. Tapi kami perkirakan yang terkini ada probabilitas FFR turun di November," katanya.

Perkiraan BI ini dilandasi pada inflasi di AS yang mulai melandai.

Sebelumnya, Menteri Keuangan 2013-2014 atau Ekonom Senior Chatib Basri memperkirakan, The Fed tidak akan menurunkan suku bunga acuannya pada September 2024 seperti ekspektasi pasar.

Chatib mengungkap ada dua alasan kenapa The Fed tak akan menurunkan bunga acuannya di September. 

Alasan pertama, tingkat pengangguran di Amerika Serikat (AS) mulai meningkat yakni sebesar 3,9%. Sehingga The Fed diperkirakan masih akan mempertahankan suku bunga di level 5,25-5,50%, sampai tingkat pengangguran alami di AS mencapai 5%.

Baca Juga: Gubernur BI Melihat Peluang Pemangkasan BI Rate di Kuartal IV-2024

Sehingga dengan target inflasi 2%, maka penurunan suku bunga baru akan terjadi.

Kedua, akan sulit bagi The Fed untuk mengambil keputusan menurunkan suku bunga sebelum pemilihan umum (pemilu) berlangsung pada November 2024 mendatang.

Dengan begitu, Chatib menduga, The Fed baru akan menurunkan suku bunga pada akhir Desember 2024. Namun, jika tren pasar tenaga kerja di AS tidak lagi seketat yang terjadi sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli