JAKARTA. Belum ada obat kuat yang dapat meningkatkan gairah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Dari awal hingga akhir perdagangan, IHSG terus dipukul koreksi, alhasil hingga sore hari IHSG hanya mampu bertengger di level 3.591,515 atau turun 0,31%.Sektor aneka industri terpuruk 3,14%, sektor manufaktur juga terkoreksi dalam sebesar 1,58%, disusul sektor consumer good yang melandai 1,13%. Sementara sektor industri dasar dan perdagangan masing-masing turun 0,53% dan 1,08%. Sektor yang berhasil menguat hanyalah sektor keuangan yang naik 0,48% disusul sektor pertambangan yang naik 0,62%. Sedangkan sektor lainnya, seperti perkebunan, infrastruktur dan konstruksi naik tipis di bawah 0,1%.Meskipun perdagangan cukup ramai dengan volume mencapai 3,6 milliar dengan nilai transaski RP 4,284 trilliun, hanya 106 saham yang berhasil menguat, 92 saham turun, dan 86 saham tidak merubah posisi.Saham yang terjungkal ke zona merah adalah Plaza Indonesia Realty (PLIN) yang anjlok 13,04% ke Rp 2.000, posisi kedua dipegang Wicaksana Overseas (WICO) yang turun 9,09% dan posisi ketiga top loserd ditempati oleh FKS Multi Agro (FISH) yang turun 8,82% ke Rp1.550. Saham MSCI stock yang mengerek bursa turun adalah Astra International (ASII), denga koreksi sebesar 3,87% ke RP 54.700,Semen Gresik (SMGR) juga melemah 3,31%. Total sebanyak 10 saham anggota MSCI indeks yang turun.Saham yang berhasil naik kala bursa koreksi adalah Indorama Synthetic (INDR) yang naik 17,89% ke Rp 2.800, Toba Pulp Lestari (INRU) menguat 15,38% ke Rp 600, diikuti oleh Davomas Abadi (DAVO) yang naik 12,68% ke Rp 80. Anggota MSCI Indeks yang berhasil merayap naik adalah Kalbe Farma (KLBF) yang naik 3,25% ke Rp 3.175, dan Bank Mandiri (BMRI) yang menguat 3,23% ke Rp 6.400.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Penurunan tujuh sektor membenamkan IHSG di kubangan merah
JAKARTA. Belum ada obat kuat yang dapat meningkatkan gairah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Dari awal hingga akhir perdagangan, IHSG terus dipukul koreksi, alhasil hingga sore hari IHSG hanya mampu bertengger di level 3.591,515 atau turun 0,31%.Sektor aneka industri terpuruk 3,14%, sektor manufaktur juga terkoreksi dalam sebesar 1,58%, disusul sektor consumer good yang melandai 1,13%. Sementara sektor industri dasar dan perdagangan masing-masing turun 0,53% dan 1,08%. Sektor yang berhasil menguat hanyalah sektor keuangan yang naik 0,48% disusul sektor pertambangan yang naik 0,62%. Sedangkan sektor lainnya, seperti perkebunan, infrastruktur dan konstruksi naik tipis di bawah 0,1%.Meskipun perdagangan cukup ramai dengan volume mencapai 3,6 milliar dengan nilai transaski RP 4,284 trilliun, hanya 106 saham yang berhasil menguat, 92 saham turun, dan 86 saham tidak merubah posisi.Saham yang terjungkal ke zona merah adalah Plaza Indonesia Realty (PLIN) yang anjlok 13,04% ke Rp 2.000, posisi kedua dipegang Wicaksana Overseas (WICO) yang turun 9,09% dan posisi ketiga top loserd ditempati oleh FKS Multi Agro (FISH) yang turun 8,82% ke Rp1.550. Saham MSCI stock yang mengerek bursa turun adalah Astra International (ASII), denga koreksi sebesar 3,87% ke RP 54.700,Semen Gresik (SMGR) juga melemah 3,31%. Total sebanyak 10 saham anggota MSCI indeks yang turun.Saham yang berhasil naik kala bursa koreksi adalah Indorama Synthetic (INDR) yang naik 17,89% ke Rp 2.800, Toba Pulp Lestari (INRU) menguat 15,38% ke Rp 600, diikuti oleh Davomas Abadi (DAVO) yang naik 12,68% ke Rp 80. Anggota MSCI Indeks yang berhasil merayap naik adalah Kalbe Farma (KLBF) yang naik 3,25% ke Rp 3.175, dan Bank Mandiri (BMRI) yang menguat 3,23% ke Rp 6.400.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News