Penurunan unit penyertaan Avrist mencapai 3,7% pada bulan Maret



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tekanan pasar modal menyebabkan nilai aset industri reksadana turun menciut. Tak cuma nilai aset, unit penyertaan pun turut menurun karena terjadi redemption.

Data Infovesta Utama menyebutkan bahwa unit penyertaan (UP) reksadana pada bulan Maret turun 4,43% jika dibandingkan dengan Februari. Infovesta Utama menyebut, pandemi corona menjadi alasan di balik tertekannya kinerja reksadana. Virus corona disebut mengakibatkan para investor mengubah profilnya menjadi lower risk.

Salah satu manajer investasi (MI), Avrist Asset Management ternyata mengamini laporan yang dikeluarkan Infovesta Utama tersebut. Head of Investment Avrist AM Farash Farich mengungkapkan secara bulanan, Avrist juga mencatat penurunan unit penyertaan.


“Pada akhir Maret kemarin, unit penyertaan kami tercatat turun sekitar 3,7% dibanding bulan sebelumnya. Namun penurunan tidak terjadi sebatas karena pandemi virus corona,” kata Farash kepada Kontan.co.id, Rabu (15/4).

Baca Juga: Mumpung Murah, Manajer Investasi (MI) Tetap Rajin Rilis Reksadana Baru

Lebih lanjut, Farash menyebut penurunan unit penyertaan yang dialami Avrist paling besar berasal dari reksadana pasar uang. Hal ini disebut Farash karena tidak terlepas dari beberapa produk reksadana pasar uang yang memang jatuh tempo pada periode tersebut.

Penurunan tersebut pun dinilai Farash masih berada dalam tahap yang relatif wajar. Pasalnya jumlah redemption tersebut termasuk angka yang kecil. Mengingat harga saham disebutnya sempat turun hingga sekitar 30%.

“Ketika unit penyertaan reksadana pasar uang turun, unit penyertaan reksadana saham justru mengalami kenaikan. Saya melihatnya ini karena banyak investor yang memanfaatkan momentum di tengah murahnya valuasi saham,” tambah Farash.

Baca Juga: Gara-gara corona, dana kelolaan reksadana turun Rp 53 triliun dalam sebulan

Dengan persebaran virus corona yang terlihat belum memasuki fase eksponensial, Farash memperkirakan besar kemungkinan unit penyertaan masih akan kembali turun, setidaknya pada bulan ini.

“Unit penyertaan kemungkinan baru bisa naik seiring konsistensi kenaikan harga saham dan obligasi. Ini kan baru terjadi bila terjadi flattening data penyebaran kasus baru dan tingkat kematian akibat virus corona,” pungkas Farash.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati