Penyakit Kusta: Kenali Penyebab, Gejala, dan Cara Pencegahannya



MOMSMONEY.ID - Kusta atau lepra disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Kusta juga menjadi penyakit yang sangat cepat menular.

Bakteri ini dapat menular dari satu orang ke orang lainnya melalui percikan cairan seperti (droplet), yaitu ludah atau dahak, yang keluar saat batuk atau bersin, dikutip dari Web MD.

Gejala kusta pada awalnya tidak tampak jelas. Bahkan, pada beberapa kasus gejala kusta baru bisa terlihat setelah bakteri kusta berkembang biak dalam tubuh penderita selama 20–30 tahun. 


Baca Juga: 5 Tanaman Herbal yang Bisa Menyembuhkan Penyakit Cacar Air

Dilansir dari Health Focus, ini adalah beberapa gejala kusta yang dapat dirasakan penderitanya, antara lain: 

1. Mati rasa di kulit, termasuk kehilangan kemampuan merasakan suhu, sentuhan, tekanan, atau rasa sakit 

2. Muncul lesi pucat, berwarna lebih terang, dan menebal di kulit 

3. Muncul luka tapi tidak terasa sakit 

4. Pembesaran saraf yang biasanya terjadi di siku dan lutut 

5. Otot melemah, terutama otot kaki dan tangan 

6. Kehilangan alis dan bulu mata 

7. Mata menjadi kering dan jarang mengedip 

8. Mimisan, hidung tersumbat, atau kehilangan tulang hidung 

Baca Juga: Kenali Penyebab dan Pencegahan Penyakit Ebola

Kusta dapat menular jika seseorang terkena percikan droplet dari penderita kusta secara terus-menerus dalam waktu yang lama.

Hal ini menunjukkan bahwa bakteri penyebab kusta tidak dapat menular ke orang lain dengan mudah. Selain itu, bakteri ini juga membutuhkan waktu lama untuk berkembang biak.

Perlu dicatat, seseorang dapat tertular kusta jika mengalami kontak dengan penderita dalam waktu yang lama. Kusta juga tidak ditularkan dari ibu ke janin yang dikandungnya. 

Seseorang tidak akan tertular kusta hanya karena bersalaman, duduk bersama, atau bahkan berhubungan seksual dengan penderita. 

Selain penyebab di atas, ada beberapa faktor lain yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena kusta, di antaranya: 

1. Bersentuhan dengan hewan penyebar bakteri kusta, seperti armadillo atau simpanse 

2. Menetap atau berkunjung ke kawasan endemik kusta 

3. Memiliki gangguan sistem kekebalan tubuh 

Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat merupakan pencegahan yang paling baik untuk mencegah komplikasi sekaligus mencegah penularan lebih luas. 

Selain itu, menghindari kontak dengan hewan pembawa bakteri kusta juga penting untuk mencegah kusta.  

Pemberian informasi ini juga diharapkan dapat menghilangkan stigma negatif tentang kusta dan diskriminasi terhadap penderita kusta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Helvana Yulian