Penyalur pembiayaan rumah ikut terimbas bunga



Kegalauan soal bunga juga menghampiri pelaku pembiayaan kepemilikan rumah. PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) akan menghitung kembali besaran bunga dana pembiayaan yang akan dikreditkan pada bank-bank dan multifinance penyalur KPR.

Mayoritas sumber dana PT SMF memang bukan berasal dari bank melainkan obligasi. Namun, ketika bunga naik, imbal hasil surat utang juga bisa terkerek naik. Padahal, PT SMF masih akan menerbitkan medium term notes (MTF) senilai Rp 750 miliar di November ini.

PT SMF bakal menghitung kembali biaya dana serta kebutuhan besaran bunga yang akan dibebankan pada bank. “Jika perbankan ingin ajukan pinjaman, harus disesuaikan dulu kondisi pasar,” ungkap Raharjo Adisusanto, Presiden Direktur Sarana Multygriya Finansial (SMF)


Hingga Oktober lalu, SMF meminjamkan dana Rp 1,75 triliun untuk bisnis KPR bank dan multifinance. Meski mengakui pertumbuhan tak lagi pesat lantaran kondisi ekonomi dan inflasi, Raharjo mempertahankan target pembiayaan sebesar Rp 2,5 triliun sampai akhir tahun ini.

Herman Lesmana, Direktur Utama Buana Finance juga berharap, kenaikan BI rate tak berimbas banyak pada bisnis pembiayaan rumah yang sudah melambat akibat kenaikan bahan bangunan. Meski begitu, perusahaan ini juga tak serta merta menaikkan bunga pembiayaan yang dikenakan pada nasabah. Perusahaan yang baru berkecimpung di bisnis KPR ini menyasar rumah seken untuk mendorong permintaan pembiayaan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia