KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Banyak pihak menilai dalam menangani pendemi virus corona (Covid-19) pemerintah harus menyediakan jaring pengaman sosial untuk masyarakat rentan miskin atau kelas menengah rentan (aspiring middle class). Namun, pemerintah mengakui penyaluran bantuan sosial kepada kelas menengah rentan cukup sulit. Sebab, pemerintah hanya memiliki data by name by address untuk 20% masyarakat terbawah. Padahal, jika disimulasikan dengan kelas menengah rentan, jumlah populasi yang layak untuk mendapat bansos mencapai 40%. "Kita lihat bottom 40% sebetulnya datanya sudah ada, tapi yang betul-betul by name by address dan sudah confirm NIK-nya tidak dobel dan sebagainya itu baru sampai penerima BPNT, kartu sembako," kata Staf Khusus Menteri Keuangan Maysita Crystallin dalam video conference, Jumat (24/4). Baca Juga: Pemberian Jaring pengaman sosial belum tepat sasaran, pemerintah diminta evaluasi
Penyaluran bansos untuk masyarakat rentan miskin sulit terealisasi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Banyak pihak menilai dalam menangani pendemi virus corona (Covid-19) pemerintah harus menyediakan jaring pengaman sosial untuk masyarakat rentan miskin atau kelas menengah rentan (aspiring middle class). Namun, pemerintah mengakui penyaluran bantuan sosial kepada kelas menengah rentan cukup sulit. Sebab, pemerintah hanya memiliki data by name by address untuk 20% masyarakat terbawah. Padahal, jika disimulasikan dengan kelas menengah rentan, jumlah populasi yang layak untuk mendapat bansos mencapai 40%. "Kita lihat bottom 40% sebetulnya datanya sudah ada, tapi yang betul-betul by name by address dan sudah confirm NIK-nya tidak dobel dan sebagainya itu baru sampai penerima BPNT, kartu sembako," kata Staf Khusus Menteri Keuangan Maysita Crystallin dalam video conference, Jumat (24/4). Baca Juga: Pemberian Jaring pengaman sosial belum tepat sasaran, pemerintah diminta evaluasi