JAKARTA. Booming bisnis properti menyebabkan perbankan berlomba-lomba mengucurkan kredit pemilikan rumah (KPR). Sebut saja Bank BNI. Bank pelat merah ini memasang target tinggi untuk penyaluran KPR. Hingga akhir tahun ini, BNI optimistis, KPR bisa mendaki hingga 30% dari Rp 25,3 triliun per tahun 2012. Sayang, sepanjang akhir kuartal satu 2013, KPR BNI hanya bertambah Rp 1,5 triliun dari posisi Rp 25,3 triliun. Itu artinya, di kuartal satu KPR BNI cuma membukukan Rp 26,8 triliun (outstanding), atau tumbuh 5,9% secara year to date (ytd). Jika disetahunkan (year on year) memang ada kenaikan KPR sebesar 38%. Namun, laju pertumbuhan ini masih lebih rendah dibandingkan pencapaian tahun lalu. Pada kuartal I-2012, KPR BNI melonjak 50,3% menjadi Rp 19,4 triliun dari Rp 12,9 triliun. "Ini memang masih sedikit lebih rendah dari target. Tapi karena faktor musiman juga. Biasanya di kuartal satu memang laju penyaluran kredit pelan," ujar Direktur Konsumer BNI, Darmadi Sutanto. Selain faktor musiman, Darmadi menyebutkan, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang kini dikumpulkan oleh pemerintah daerah (pemda) ikut menghambat realisasi kredit. Namun, Darmadi optimistis target akhir tahun bisa tercapai. "Di kuartal dua nanti kredit akan tumbuh lumayan kencang," ujarnya. Meski pertumbuhannya pelan, KPR masih jadi motor pertumbuhan kredit konsumer. Tambahan informasi, Bank BNI banyak menyasar pembiayaan rumah kelas menengah dengan harga antara Rp 500 juta sampai Rp 1 miliar. Tenor atau jangka waktu angsuran bisa sampai 20 tahun. Sedangkan bunga berkisar 12% - 13%. Bank BUMN ini menerapkan bunga KPR single digit untuk debitur baru dengan masa fixed rate antara 1 tahun hingga 2 tahun. Pencapaian Bank BNI ini tidak jauh berbeda dengan realisasi KPR Bank Central Asia Tbk (BCA). Direktur Konsumer BCA, Henry Koenafi, mengatakan sepanjang tga bulan pertama kemarin, KPR BCA tumbuh sedikit. Dibandingkan kuartal satu 2012, KPR BCA meningkat 56,7% menjadi Rp 30,6 triliun (yoy). Seperti halnya BNI, BCA juga bermain di rumah menengah ke atas. Bunganya lebih murah.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Penyaluran KPR BNI Bertambah Rp 1,5 T
JAKARTA. Booming bisnis properti menyebabkan perbankan berlomba-lomba mengucurkan kredit pemilikan rumah (KPR). Sebut saja Bank BNI. Bank pelat merah ini memasang target tinggi untuk penyaluran KPR. Hingga akhir tahun ini, BNI optimistis, KPR bisa mendaki hingga 30% dari Rp 25,3 triliun per tahun 2012. Sayang, sepanjang akhir kuartal satu 2013, KPR BNI hanya bertambah Rp 1,5 triliun dari posisi Rp 25,3 triliun. Itu artinya, di kuartal satu KPR BNI cuma membukukan Rp 26,8 triliun (outstanding), atau tumbuh 5,9% secara year to date (ytd). Jika disetahunkan (year on year) memang ada kenaikan KPR sebesar 38%. Namun, laju pertumbuhan ini masih lebih rendah dibandingkan pencapaian tahun lalu. Pada kuartal I-2012, KPR BNI melonjak 50,3% menjadi Rp 19,4 triliun dari Rp 12,9 triliun. "Ini memang masih sedikit lebih rendah dari target. Tapi karena faktor musiman juga. Biasanya di kuartal satu memang laju penyaluran kredit pelan," ujar Direktur Konsumer BNI, Darmadi Sutanto. Selain faktor musiman, Darmadi menyebutkan, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang kini dikumpulkan oleh pemerintah daerah (pemda) ikut menghambat realisasi kredit. Namun, Darmadi optimistis target akhir tahun bisa tercapai. "Di kuartal dua nanti kredit akan tumbuh lumayan kencang," ujarnya. Meski pertumbuhannya pelan, KPR masih jadi motor pertumbuhan kredit konsumer. Tambahan informasi, Bank BNI banyak menyasar pembiayaan rumah kelas menengah dengan harga antara Rp 500 juta sampai Rp 1 miliar. Tenor atau jangka waktu angsuran bisa sampai 20 tahun. Sedangkan bunga berkisar 12% - 13%. Bank BUMN ini menerapkan bunga KPR single digit untuk debitur baru dengan masa fixed rate antara 1 tahun hingga 2 tahun. Pencapaian Bank BNI ini tidak jauh berbeda dengan realisasi KPR Bank Central Asia Tbk (BCA). Direktur Konsumer BCA, Henry Koenafi, mengatakan sepanjang tga bulan pertama kemarin, KPR BCA tumbuh sedikit. Dibandingkan kuartal satu 2012, KPR BCA meningkat 56,7% menjadi Rp 30,6 triliun (yoy). Seperti halnya BNI, BCA juga bermain di rumah menengah ke atas. Bunganya lebih murah.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News