Penyaluran Kredit Bank Jatim Bakal Melebihi Target Tahun Ini



JAKARTA. Penyaluran kredit Bank Jatim di akhir semester I 2009 lalu sudah mendekati target sepanjang 2009. Kendati target sudah hampir terjangkau, namun pengelola Bank Jatim belum berniat mengerek target lebih tinggi.

Bank Jatim mengincar penyaluran kredit senilai Rp 9 triliun sepanjang 2009. Baru enam bulan menjalani 2009, Bank Jatim sudah berhasil menyalurkan pinjaman lebih dari Rp 8 triliun. Dus, nilai ini sudah melampaui penyaluran kredit baru di tahun lalu, yang sebesar Rp 7,8 triliun.

Direktur Bank Jatim Muljanto menyatakan, ada tidaknya perubahan target bisnis tergantung pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2009. Muljanto meyakini, jika Pilpres berjalan mulus, maka laju pertumbuhan ekonomi di semester kedua akan lebih kencang. "Sektor riil mulai menggeliat lagi dan investor asing bakal masuk," ujarnya.


Bank Jatim memfokuskan penyaluran kredit ke sektor usaha kecil dan menengah (UKM). Porsi kredit ke UKM mencapai 80% dari total kredit. Sebanyak 20% kredit mengalir ke sektor korporasi.

Dalam penyaluran kredit korporasi, Bank Jatim bekerjasama dengan Bank Pembangunan Daerah (BPD) dalam bentuk sindikasi. Proyek sindikasi BPD yang melibatkan Bank Jatim, seperti penyaluran kredit untuk proyek pembangkit listrik PLN yang nilai totalnya Rp 1 triliun.

Bank Jatim juga ikut dalam sindikasi kreditur proyek jalan tol Mojokerto-Kertosono. Porsi Bank Jatim di sindikasi tersebut Rp 175 miliar. "Dalam waktu dekat, kami juga ikut dalam sindikasi kreditur berbagai proyek infrastruktur di Surabaya, seperti proyek jalan tol," ujarnya.

Muljanto yang juga Sekretaris Asosiasi Bank Daerah (Asbanda) mengaku, seiring derasnya penyaluran kredit tingkat kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) juga naik. "NPL kami naik 0,1%. Akhir tahun lalu masih 0,8%, sekarang menjadi 0,9%," jelasnya.

Bank Jatim berani membuka keran kredit lebar-lebar karena dana pihak ketiga (DPK) naik. "DPK kami per akhir semester I mencapai Rp 14 triliun, naik dari akhir tahun lalu, Rp 13 triliun," ujar Muljanto.

Penyaluran kredit yang kencang mendorong Bank Jatim mengurangi porsi dana yang diparkir di Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Alasannya, suku bunga SBI yang terus melandai. "Dana kami di SBI tahun lalu Rp 5 triliun. Kini, dana kami tinggal Rp 3,5 triliun saja," ucap Muljanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan