JAKARTA. Pertumbuhan penyaluran kredit di industri bank perkreditan rakyat (BPR) masih rendah. Kondisi ini tak lepas dari tekanan inflasi maupun masih tingginya rata-rata tingkat suku bunga BPR. Ketua Umum Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Seluruh Indonesia (Perbarindo) Joko Suyanto mengatakan, sampai akhir Februari 2015 pertumbuhan kredit BPR belum terlalu tinggi. "Mayoritas kredit BPR adalah kredit mikro. Sementara kita tahu, pelaku bisnis mikro sangat sensitif terhadap tekanan inflasi yang lebih tinggi dari beberap tahun lalu," katanya saat dihubungi KONTAN, Minggu (26/4). Disisi lain, rata-rata tingkat suku bunga BPR saat ini memang lebih tinggi dibanding beberapa tahun lalu. Ini menyesuaikan dengan kondisi suku bunga acuan (BI rate) yang masih bertahan di level yang tinggi. "Sudah tentu ini cukup mempengaruhi pertumbuhan kredit sehingga tidak bisa terlalu tinggi. Pada 4 atau 5 tahun lalu, pertumbuhan kredit BPR mampu diatas 20% secara year on year (yoy)," pungkas Joko. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Februari 2015, jumlah kredit yang disalurkan BPR mencapai Rp 69,45 triliun. Jumlah ini menunjukkan pertumbuhan 14,20% secara yoy. Capaian ini masih di bawah arahan OJK untuk tahun ini yang berkisar antara 15%-17% secara yoy. Selain itu rata-rata tingkat suku bunga kredit BPR di akhir Februari 2015 baik itu kredit modal kerja, kredit investasi dan kredit konsumer masing-masing mencapai 29,76%, 26,21% dan 26,06%. Sementara di akhir Februari 2014, rata-rata bunga kredit BPR baik itu kredit modal kerja, kredit investasi dan kredit konsumer masing-masing mencapai 33,56%, 25,73% dan 25,58% Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Penyaluran kredit BPR di awal tahun 2015 rendah
JAKARTA. Pertumbuhan penyaluran kredit di industri bank perkreditan rakyat (BPR) masih rendah. Kondisi ini tak lepas dari tekanan inflasi maupun masih tingginya rata-rata tingkat suku bunga BPR. Ketua Umum Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Seluruh Indonesia (Perbarindo) Joko Suyanto mengatakan, sampai akhir Februari 2015 pertumbuhan kredit BPR belum terlalu tinggi. "Mayoritas kredit BPR adalah kredit mikro. Sementara kita tahu, pelaku bisnis mikro sangat sensitif terhadap tekanan inflasi yang lebih tinggi dari beberap tahun lalu," katanya saat dihubungi KONTAN, Minggu (26/4). Disisi lain, rata-rata tingkat suku bunga BPR saat ini memang lebih tinggi dibanding beberapa tahun lalu. Ini menyesuaikan dengan kondisi suku bunga acuan (BI rate) yang masih bertahan di level yang tinggi. "Sudah tentu ini cukup mempengaruhi pertumbuhan kredit sehingga tidak bisa terlalu tinggi. Pada 4 atau 5 tahun lalu, pertumbuhan kredit BPR mampu diatas 20% secara year on year (yoy)," pungkas Joko. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Februari 2015, jumlah kredit yang disalurkan BPR mencapai Rp 69,45 triliun. Jumlah ini menunjukkan pertumbuhan 14,20% secara yoy. Capaian ini masih di bawah arahan OJK untuk tahun ini yang berkisar antara 15%-17% secara yoy. Selain itu rata-rata tingkat suku bunga kredit BPR di akhir Februari 2015 baik itu kredit modal kerja, kredit investasi dan kredit konsumer masing-masing mencapai 29,76%, 26,21% dan 26,06%. Sementara di akhir Februari 2014, rata-rata bunga kredit BPR baik itu kredit modal kerja, kredit investasi dan kredit konsumer masing-masing mencapai 33,56%, 25,73% dan 25,58% Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News