Penyaluran Kredit Ditopang Ekosistem, Begini Rekomendasi Saham Bank Jago (ARTO)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Potensi pertumbuhan kinerja keuangan PT Bank Jago Tbk (ARTO) masih sangat besar tahun ini. Apalagi, ARTO telah mencatat laba bersih senilai Rp 86 miliar tahun lalu setelah enam tahun sebelumnya merugi.

Bank Jago yang masuk ke dalam ekosistem super apps GoTo ini berhasil meningkatkan asetnya menjadi Rp 12,31 triliun atau naik 465% dalam setahun. Strategi ekspansi bank digital ini dibuktikan dengan penyaluran kredit sebesar Rp 5,37 triliun pada 2021, atau meningkat 491% secara year on year (yoy) dari posisi Desember 2020.

Analis BRI Danareksa sekuritas, Eka Savitri & Andreas Kenny dalam risetnya menyebut, laba bersih ARTO sepanjang tahun 2021 sebagian besar ditopang oleh pendapatan pajak tangguhan sebesar Rp 77 miliar karena bank sudah mulai membukukan laba. 


Baca Juga: Harga IPO GoTo di Rp 338, Murah atau Mahal?

BRI Danareksa menyebut, usaha dengan beberapa mitra akan tetap menjadi mesin pertumbuhan kinerja keuangan Bank Jago. "Selain itu, pertumbuhan juga akan didukung peluncuran produk kredit secara langsung kepada nasabah pada semester kedua 2022. Hingga kini, Bank Jago masih mempersiapkan infrastruktur dan menunggu persetujuan dari regulator untuk produk," ujar Eka dan Andreas dalam riset.

BRI Danareksa Sekuritas memprediksikan Bank Jago berpotensi mencatat pertumbuhan pinjaman sebesar 173,1% secara tahunan dengan margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) yang lebih tinggi sebesar 9,3%.

Sementara Analis Ciptadana Sekuritas Asia Erni Marsella Siahaan mengungkapkan, laba Bank Jago tahun lalu mengalahkan ekspektasi sebesar 952%. Sementara konsensus memperkirakan ARTO merugi Rp 3,5 miliar di tahun lalu. 

Baca Juga: Bank Digital Semakin Agresif Menghimpun Dana dan Salurkan Kredit

"Laba operasi sebenarnya tidak jauh dari perkiraan, tetapi lonjakan laba terjadi karena aset pajak tangguhan atas akumulasi rugi sebesar Rp 76 triliun di kuartal keempat 2021. Sementara opex naik 129% secara tahunan menghasilkan cost-to-income yang jauh lebih rendah sebesar 84% di sepanjang tahun 2021 dibandingkan 265% sepanjang tahun 2020," ucap Erni.

Pendapatan Bank Jago melonjak sebesar 744% secara kuartalan menjadi Rp 119 miliar di kuartal keempat 2021. Sementara laba usaha melonjak 223% secara kuartalan menjadi Rp 41 miliar di kuartal keempat 2021. 

BRI Danareksa Sekuritas mengatakan ARTO membukukan laba yang lebih tinggi dari kuartal sebelumnya yakni Rp 42 miliar didorong oleh pertumbuhan pinjaman sebesar 44,0% secara kuartalan. 

"Portofolio pinjaman didominasi oleh segmen kemitraan/ekosistem serta pembiayaan syariah yang soft launching pada akhir 2021. Disisi pendanaan, simpanan nasabah tumbuh sebesar 44,6% secara kuartal didukung oleh oleh pertumbuhan CASA sebanyak 70,2% berdasarkan data per Desember 2021," kata BRI Danareksa Sekuritas.

Baca Juga: Bakal IPO, Berikut Prospek Saham-Saham yang Terkait Dengan GoTo

Erni mengatakan pertumbuhan pinjaman ARTO mencapai Rp 5,4 triliun atau sebesar 491% secara tahunan dan 44% secara kuartalan atau 136% dari perkiraan sepanjang tahun 2021 kami. 

Terbesar kontribusi pinjaman berasal dari kemitraan & pinjaman ekosistem sebesar 52% dari total pinjaman diikuti oleh pembiayaan Syariah sebesar 38% dari total pinjaman. Sebagian besar pembiayaan syariah berasal dari kemitraan dengan Amaan atau pembiayaan ultra-mikro. 

Erni menyebut, Bank Jago menargetkan untuk menggandakan pinjamannya pada 2022 dengan sumber pertumbuhan utama berasal dari pinjaman kemitraan, termasuk dari ekosistem Goto bersama dengan pinjaman syariah dan pinjaman digital langsung. 

Baca Juga: Sejumlah Emiten Ini Telah Catatkan Kenaikan Aset Signifikan, Apa Kata Analis?

Eka mengungkapkan, jumlah nasabah know your customer (KYC) Bank Jago mencapai 1,4 juta per Desember 2021 dengan 50% di antaranya dalam kategori didanai. Senada, Erni mengatakan pertumbuhan ini menandakan bahwa tingkat akuisisi bulanan meningkat menjadi 270.000 pelanggan per bulan di kuartal keempat 2021 dibandingkan 150.000 per bulan di kuartal ketiga 2021. 

"Dari jumlah itu, sekitar 50% di antaranya adalah pelanggan yang didanai dan sebagian besar merupakan nasabah aktif dengan minimal transaksi aktif bulanan. Total deposit juga melebihi perkiraan sebesar Rp 3,7 triliun atau sebesar 357% secara tahunan dan 45% secara kuartalan atau 135% dari perkiraan," ujar Erni.

PT Indo Premier Sekuritas merekomendasikan buy saham ARTO dengan target harga Rp 17.000 per saham. BRI Danareksa Sekuritas merekomendasikan buy saham ARTO dengan target harga Rp 20.000 per saham. Erni merekomendasikan saham ARTO untuk buy dengan target harga Rp 22.500 per saham. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati