KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyaluran kredit perbankan ke korporasi makin deras di tengah pemulihan ekonomi nasional. Data Bank Indonesia (BI) mencatat, kucuran kredit korporasi naik 12,1% secara tahunan menjadi Rp 3.168,2 triliun per Juli 2022. Penyaluran kredit korporasi ini menyumbang 51,56% dari total penyaluran kredit perbankan yang mencapai Rp 6.143,7 triliun di tujuh bulan pertama tahun ini. Bankir optimistis, penyaluran kredit ke sektor ini akan terus meningkat hingga akhir tahun lantaran masih banyak sektor yang masih prospektif. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk misalnya, mencatatkan pertumbuhan kredit masih tinggi mencapai Rp 894,49 triliun per Juli 2022. Tumbuh 11,38% secara tahunan dari Juli 2021 sebesar Rp 803,08 triliun per Juli 2021.
Secretary Corporate Bank Mandiri, Rudi AS Aturridha, menyatakan penyaluran kredit tersebut antara lain ditopang oleh pertumbuhan pada segmen bisnis
wholesale banking sebesar Rp 590,51 triliun per Juli 2022. Nilai itu tumbuh 10,8% secara tahunan dari Rp 532,96 triliun per akhir Juli 2021.
Baca Juga: Bank Muamalat Salurkan Pembiayaan Rp 500 Miliar ke Angkasa Pura II “Adapun bila dirinci, pertumbuhan bisnis
Wholesale Banking utamanya disumbang oleh kenaikan penyaluran kredit
Corporate Banking sebesar 7,7% secara tahunan menjadi Rp 366.13 triliun,” ujar Rudi kepada Kontan.co.id pada Rabu (31/8). Ia menyatakan, melanjutkan proses pemulihan ekonomi yang mulai pulih pada tahun ini, Bank Mandiri menilai pencairan kredit di segmen
Corporate Banking masih akan positif. Terutama pada sektor-sektor yang masih mencatatkan perbaikan seperti perkebunan, telekomunikasi dan
fast moving consumer goods (FMCG). Direktur
Wholesale Banking PermataBank Darwin Wibowo juga optimistis pertumbuhan kredit korporasi di sisa 2022. Ia menyatakan akan menyasar semua sektor lantaran masih mengalami pertumbuhan. “Kita masih lihat pertumbuhan di semua sektor. Semoga bisa baik pertumbuhannya,” ujarnya kepada Kontan.co.id pada Rabu (31/8).
Baca Juga: Melesat 123,7%, Bank Permata (BNLI) Cetak Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Semester I Adapun, PermataBank terus berkomitmen dalam penyaluran kredit kepada masyarakat yang tumbuh 11,4% yoy menjadi sebesar Rp 134,7 triliun per Juni 2022. Fungsi intermediasi ini terutama didorong oleh pertumbuhan kredit korporasi dan KPR masing-masing sebesar 14,2% dan 19,5%. PT Bank CIMB Niaga Tbk juga berhasil menyalurkan kredit korporasi senilai Rp 72,13 triliun per Juni 2022. Nilai itu meningkat 15,5% secara tahunan dari posisi yang sama tahun lalu sebesar Rp 61,95 triliun. Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan menyatakan masih optimis kredit korporasi masih akan melaju kencang hingga akhir tahun. Meskipun ia melihat kenaikan suku bunga acuan akan mempengaruhi biaya dana perbankan. Namun, ia menyebut kondisi ini tidak hanya terjadi di CIMB Niaga, namun di seluruh industri perbankan. Terlebih,
loan to deposit ratio (LDR) CIMB Niaga masih di level 81% dengan target bisa dinaikkan ke level 85%.
Baca Juga: Buyback Saham BRI (BBRI) Dilakukan Hingga Agustus 2023 “Kami tetap positif, kredit bisa tumbuh 9% sampai 10% di 2022. Tetap ditopang oleh kredit konsumer di atas 12%, kredit UMKM naik 9%. Kredit korporasi akan tetap naik di atas 10%,” tutur Lani. Tak mau kalah, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan kredit di segmen korporasi masih menjadi motor akselerasi kredit saat ini. Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini mengutarakan,menyalurkan pencairan kredit Rp 74,3 triliun di Juni 2022. Lebih tinggi dibandingkan di kuartal kedua 2021 yang mencapai Rp 59,3 triliun. Pencairan kredit di kuartal kedua 2022 ini utamanya disalurkan kepada top tier debitur korporasi. Akselerasi penyaluran kredit ini menjadikan pembiayaan ke segmen Korporasi Swasta yang tumbuh 14,7% secara tahunan menjadi Rp 205,3 triliun; segmen
large commercial yang tumbuh 31,2% secara tahunan menjadi Rp 48,5 triliun; segmen
small juga tumbuh 10,2% secara tahunan dengan nilai kredit Rp 100,2 triliun.
Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham Grup Panin di Tengah Wacana Akuisisi Bank Panin Secara keseluruhan kredit di sektor
Business Banking ini tumbuh 7,7% YoY menjadi Rp 512,3 triliun. “Sektor ekonomi yang dibidik di segmen
business banking adalah sektor manufaktur, perdagangan, pertanian, transportasi dan pergudangan, serta telekomunikasi. BNI juga masuk pada sektor ekonomi hijau seperti energi baru dan terbarukan,” katanya. BNI berharap tren kinerja ekonomi pada semester kedua tahun 2022 akan kembali membuat fungsi intermediasi dan kinerja BNI semakin kuat. Dengan semakin kuatnya potensi pertumbuhan debitur
green banking, BNI tetap optimistis pertumbuhan kredit sampai dengan akhir tahun antara 7% hingga 10% pada tahun ini. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari