Penyaluran Kredit Korporasi Bank Naik 12,7% Jadi Rp 3.220 Triliun Per September



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyaluran kredit perbankan ke korporasi makin deras di tengah pemulihan ekonomi nasional. Data Bank Indonesia (BI) mencatat, kucuran kredit korporasi naik 12,7% secara tahunan menjadi Rp 3.220,9 triliun per September 2022. 

Bankir pun optimistis, penyaluran kredit ke sektor ini akan terus meningkat hingga akhir tahun lantaran masih banyak sektor yang masih prospektif.  PT Bank Central Asia (BBCA) misalnya, per September 2022 mencatatkan penyaluran kredit korporasi mencapai Rp 306,1 triliun, tumbuh 13,4% secara tahunan alias year on year (YoY).

"Di tengah tantangan global yang dinamis saat ini, kredit korporasi BCA tumbuh 13,4% YoY. Peningkatan ini didorong oleh tingginya permintaan kredit seiring dengan pemulihan ekonomi yang berlangsung, baik dari kredit investasi maupun kredit modal kerja," kata EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn kepada kontan.co.id, Jumat (11/11).


Hera menyebut, kontribusi pertumbuhan kredit korporasi berasal dari sektor pertambangan migas, kehutanan, dan telekomunikasi.

Baca Juga: BNI Hadirkan Teknologi Metaverse pada Perhetalan KTT G20

"Kami melihat bahwa permintaan kredit diperkirakan masih akan berlanjut seiring dengan meningkatnya permintaan modal kerja untuk membiayai kebutuhan operasional bisnis di tengah inflasi yang meningkat," tambahnya.

Terkait dengan strategi bank menjaga bisnis kredit korporasi, BCA mengaku senantiasa memperhatikan kualitas aset dengan menyalurkan kredit secara prudent dan tetap mengkaji peluang serta mempertimbangkan prinsip kehati-hatian.

PT Bank Mandiri juga berhasil mencatatkan pertumbuhan kredit korporasi sebesar 12,2% YoY menjadi Rp 409,7 triliun per akhir September 2022.

Menurut Secretary Corporate Bank Mandiri, Rudi AS Aturridha, melanjutkan proses pemulihan ekonomi yang mulai  pulih pada tahun ini, Bank Mandiri menilai pencairan kredit di segmen corporate banking masih akan positif.

"Terutama pada sektor-sektor yang masih mencatatkan perbaikan seperti perkebunan, telekomunikasi dan fast moving consumer goods (FMCG)," tuturnya.

Sementara itu, Wakil Direktur Utama Bank Negara Indonesia (BNI) Adi Sulistyowati mengatakan, kinerja pertumbuhan  kredit korporasi swasta mencapai Rp 211,9 triliun atau tumbuh 20,4% YoY.

Baca Juga: Bank Neo Commerce (BBYB) Revisi Target Rights Issue dari Rp 5 Triliun Jadi Rp 1,7 T

Hal ini ditopang segmen large commercial yang tumbuh 22,3% secara tahunan menjadi Rp 49,4 triliun, segmen small juga tumbuh 8,1% secara tahunan dengan nilai kredit Rp 100,8 triliun, dan KUR tumbuh 24,3% menjadi 51,3%. Secara keseluruhan kredit di sektor business banking ini tumbuh 8,2% YoY menjadi Rp 511,9 triliun.

“Sektor ekonomi yang dibidik di segmen business banking adalah sektor manufaktur, perdagangan, pertanian, transportasi dan pergudangan, serta telekomunikasi. BNI juga masuk pada sektor ekonomi hijau seperti energi baru dan terbarukan,” katanya.

BNI berharap tren kinerja ekonomi di penghujung tahun ini akan kembali membuat fungsi intermediasi dan kinerja BNI semakin kuat. Dengan semakin kuatnya potensi pertumbuhan debitur green banking, BNI tetap optimistis pertumbuhan kredit sampai dengan akhir tahun antara 7% hingga 10% pada tahun ini. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi