KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan kredit perbankan di sektor-sektor berkelanjutan semakin deras. Hal ini menunjukkan kesadaran industri perbankan terhadap sektor-sektor berkelanjutan semakin besar. PT Bank Mandiri Tbk menjadi bank dengan portofolio kredit hijau yang tergolong besar. Pada pilar
Sustainable Banking, hingga akhir Juni 2024, total portofolio berkelanjutan Bank Mandiri telah mencapai Rp 278 triliun atau meningkat 14,7% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya dengan pangsa pasar yang terus meningkat. Dari jumlah tersebut, porsi portofolio hijau atau
green portofolio telah mencapai Rp 139 triliun naik 20,4% YoY. Serupa, portofolio sosial juga menembus Rp 139 triliun meningkat sebesar 9,5% dari posisi setahun sebelumnya.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan, Bank Mandiri terus berkomitmen untuk berkontribusi dalam pembangunan nasional yang mendukung ekosistem berkelanjutan.
Baca Juga: BNI Targetkan Peningkatan Kredit Hijau Sebesar Rp 71,3 Triliun di Semester II 2024 Komitmen ini diwujudkan secara konsisten sesuai dengan tiga pilar ESG strategi Bank Mandiri, yaitu
Sustainable Banking, Sustainable Operation, dan
Sustainability Beyond Banking. “Pembiayaan hijau telah diarahkan untuk fokus ke sektor berkelanjutan, seperti
renewable energy termasuk pembangkit listrik bertenaga
hydro, geothermal, transportasi, hingga ekosistem kendaraan listrik dari hulu ke hilir. Kenaikan di sektor
renewable energy pada semester I 2024 cukup signifikan, yaitu sebesar sebesar 12,1% YoY dari Semester I 2023,” ungkap Darmawan saat paparan kinerja Bank Mandiri, Rabu (31/7). Selanjutnya, ada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) yang menempati posisi kedua dengan kredit hijau terbesar. Tercatat BRI telah menyalurkan kredit hijau senilai Rp 89,8 triliun atau naik 13,10% YoY. Dengan Sektor hijau yang dibiayai antara lain Energi Terbarukan, Eco-Efficient Products, Transportasi Ramah Lingkungan, Bangunan Berwawasan Lingkungan, Pengelolaan Sumber Daya Alam Hayati dan Penggunaan Lahan Berkelanjutan, Konservasi Keanekaragaman Hayati Darat dan Air, Pengelolaan Air dan Limbah Berkelanjutan, Pencegahan dan Pengendalian Polusi, serta Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan Lainnya. Di posisi ketiga, ada PT Bank Central Asia Tbk (BCA) yang mencatat portofolio kredit hijau sebesar Rp 77 triliun atau tumbuh 8,45% YoY. Adapun Penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan, termasuk di dalamnya investasi pada obligasi hijau serta kredit dengan skema sustainability linked loans, tumbuh 9,3% YoY menyentuh Rp198 triliun per Juni 2024, setara 23,2% dari total portofolio pembiayaan.
Baca Juga: Potensi Besar, Perbankan Genjot Pembiayaan Hijau BCA menaruh perhatian besar terhadap pembiayaan Kegiatan Usaha Berkelanjutan (KUB). Tujuannya, untuk mendukung transisi menuju ekonomi hijau. EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mengatakan, hal ini sejalan dengan target pertumbuhan KUB yang dilaporkan kepada OJK melalui Rencana Aksi Keuangan Berkelanjutan (RAKB). Ke depan, pihaknya melihat prospek kredit berkelanjutan BCA cukup baik dan masih banyak peluang pembiayaan ke sektor-sektor berkelanjutan. “BCA tidak membidik sektor tertentu, namun membuka kesempatan untuk pembiayaan ke seluruh sektor berkelanjutan,” ujarnya. Sementara itu, PT Bank Negara Indonesia (BNI) mencatat total penyaluran kredit hijau mencapai Rp 67,4 triliun pada posisi kuartal I-2024, dan diproyeksikan tumbuh sebesar 5,1% sampai Semester I-2024. Bank pelat merah ini juga berupaya membidik peningkatan pembiayaan kredit hijau sebesar Rp 71,3 triliun sampai semester II - 2024. Direktur Risk Management BNI David Pirzada mengaku optimistis dapat mencapai target tersebut, sebagaimana komitmen BNI untuk menjalankan peran khusus sebagai agen transformasi dalam penerapan prinsip-prinsip Environment, Social, and Governance (ESG) dengan memperluas portofolio kredit hijau.
Sebagai informasi, pada kuartal I-2024, penyaluran kredit hijau BNI terbesar disalurkan kepada sektor Pengelolaan SDA Hayati dan Penggunaan Lahan yang Berkelanjutan sebesar Rp 26,3 triliun dengan porsi kredit 39,1%. Sementara kredit hijau ke sektor Efisiensi Energi sebesar Rp 14,3 triliun (21,3%), dan Energi Terbarukan sebesar Rp 11,7 triliun (17,4%). Selanjutnya kredit hijau BNI juga disalurkan ke sektor Bangunan Berwawasan Lingkungan sebesar Rp 5,4 triliun (8,1%) dan Pencegahan dan Pengendalian Polusi sebesar Rp 2,7 triliun (4,1%). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi