KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Penyaluran kredit perbankan di segmen multiguna atau personal loan meningkat sejak awal tahun, hal ini menunjukkan bahwa daya beli masyarakat masih tetap terjaga di tengah tren deflasi beruntun selama lima bulan. Berdasarkan data Statistik Sistem Keuangan Indonesia (SSKI), kredit multiguna rumah tangga per Agustus tumbuh 7,16% secara tahunan menjadi Rp 730,20 triliun. Laju pertumbuhan naik sejak awal tahun 2024. Walau demikian, kredit konsumsi rumah tangga secara keseluruhan tercatat melesu ke level 10,89% pada Agustus 2024 dari Juli 2024 yang tumbuh 11,05%.
Adapun rasio kredit bermasalah kredit multiguna juga masih terjaga rendah. Per Agustus 2024 ada di level 1,48%, turun dari Juli 2024 yang berada di level 1,50%. Survei Konsumen Bank Indonesia pada September 2024 juga mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi tetap terjaga. Hal ini tecermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) September 2024 yang berada pada area optimis (>100), yaitu sebesar 123,5 sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan 123,8 pada bulan sebelumnya. Tetap kuatnya keyakinan konsumen pada September 2024 didorong oleh keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi terhadap kondisi ekonomi ke depan yang tetap optimis. Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) September 2024 tercatat masing-masing sebesar 113,9 dan 133,1.
Baca Juga: Meski Masih Mini, Penyaluran Pembiayaan Kendaraan Listrik BRI Finance Mulai Naik Terjaganya IKE pada September 2024 didorong oleh Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja, Indeks Penghasilan Saat Ini dan Indeks Pembelian Barang Tahan Lama. Sejumlah perbankan, seperti PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk atau Bank BJB juga mengalami pertumbuhan pada kredit personal loan. Yuddy Renaldi, Direktur Utama Bank BJB mengatakan, saat ini perseroan menjual produk multiguna tanpa agunan pada pegawai berpenghasilan tetap yang sampai dengan Agustus 2024 tumbuh 7,3% yoy. Adapun secara mix total kredit tumbuh 6,0% yoy. Yuddy menyebut, saat ini porsinya pun mencapai 60% terhadap total portofolio perseroan. "Kami memproyeksikan sampai dengan akhir tahun pertumbuhannya berada pada range 6%-8% yoy hal ini sejalan dengan indeks keyakinan konsumen," kata Yuddy kepada kontan.co.id, Rabu (9/10). Dalam menggenjot kredit multiguna, pihaknya menerapkan strategi dengan memperluas ekosistem keuangan berbasis payroll, ditambah saat ini pihaknya sudah memiliki channel pengajuan kredit secara digital untuk nasabah payroll melalui mobile banking sehingga hal ini disebut Yuddy bisa lebih mudah untuk pengajuannya.
EVP Secretariat & Corporate Communication BCA Hera F. Haryn juga menyebut, hingga saat ini outstanding pinjaman personal loan masih bertumbuh dan diperkirakan masih akan bertumbuh sampai dengan akhir tahun 2024. Adapun mayoritas pemberian kredit personal loan BCA digunakan untuk berbagai kebutuhan nasabah mulai dari kebutuhan sehari-hari, biaya pengobatan, liburan, hingga pendidikan. "BCA melihat faktor pertumbuhan Personal Loan karena adanya peningkatan kebutuhan nasabah seiring pemulihan perekonomian nasional, sekaligus perluasan basis nasabah BCA," kata Hera.
Baca Juga: Porsi Penyaluran Pembiayaan Kendaraan Listrik BRI Finance Masih Mini Hera menjelaskan, pemberian Personal Loan di BCA dilihat berdasarkan hasil analisa kredit dengan memperhitungkan kondisi keuangan dan kemampuan bayar nasabah. "Hal ini diharapkan dapat menjadi landasan kontrol dalam pemberian dan penggunaan personal loan," ucapnya. Berbeda dengan penyaluran kredit tanpa agunan di PT Bank Oke Indonesia Tbk (DNAR) atau OK Bank yang diper September 2024, mengalami penurunan sekitar 10% apabila dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2023 dengan realisasi mencapai kurang lebih Rp 1 triliun. "Secara umum, jika kondisi ekonomi membaik dan ada penurunan suku bunga, tren personal loan mungkin akan meningkat. Sampai dengan akhir tahun kami hanya menargetkan pertumbuhan 10%," ungkap Direktur kepatuhan OK Bank Efdinal Alamsyah. Efdinal menerangkan, dalam menggenjot penyaluran, OK Bank menerapkan peningkatan pemasaran, kemudahan dalam proses aplikasi, kolaborasi dengan platform digital, penawaran produk yang lebih fleksibel, serta program loyalitas untuk menarik lebih banyak nasabah.
Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan menilai, meningkatnya kredit KTA dikarenakan adanya kebutuhan masyarakat yang membuat kredit tanpa agunan naik.
"Penurunan daya beli juga membuat masyarakat perlu mencari alternatif untuk membantu masyarakat memenuhi kebutuhan pribadi," kata Trioksa. Trioksa memproyeksikan, hingga akhir tahun tren kredit KTA masih tetap bertumbuh walau tidak signifikan. Ia pun menyarankan, agar bank perlu selektif dalam memberikan KTA kepada masyarakat agar tidak terjadi pembengkakan risiko kredit.
Baca Juga: Kredit UMKM Hibank Naik 60% di Sepanjang Tahun 2024 Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tri Sulistiowati