KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, kredit perbankan tumbuh melambat pada April 2023 sebesar 8,08% dibandingkan dengan posisi pada bulan Maret 2023 yang tumbuh 9,93% atau susut 100 basis poin (bps). Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae menyampaikan, terkait dengan hal tersebut sejumlah bank pun melakukan penyesuaian terhadap rencana bisnis bank (RBB) di tahun ini. "Meskipun terdapat penyesuaian, namun perbankan tetap optimistis kredit secara agregat dapat tumbuh pada kisaran 10% pada tahun 2023 ini," kata Dian saat Rapat Dewan Komisioner OJK secara virtual, Selasa (6/6).
"Optimistisme pertumbuhan kredit di dorong oleh perekonomian domestik yang relatif sudah pulih dan tumbuh pasca berakhirnya pandemi Covid-19. Serta persiapan Pemilu 2024 yang pada umumnya dapat mendorong pertumbuhan konsumsi masyarakat dan permintaan kredit," paparnya.
Baca Juga: Tumbuh 5,03%, Aset Dana Pensiun Capai Rp 352,85 Triliun pada April 2023 Dian menambahkan, bahwa OJK juga memberikan dukungan kepada industri perbankan, salah satunya melalui perpanjangan restrukturisasi kredit terdampak covid-19 hingga Maret 2024 dan penerbitan ketentuan kebijakan lain yang dianggap perlu. Di sisi lain, Dian menilai melambatnya pertumbuhan kredit di bulan April 2023 yakni terkait masalah siklus
seasional. Pertumbuhan kredit bank pada awal tahun selalu cenderung menurun dengan pertumbuhan kredit di bulan April yang memang secara historikal menurun dibandingkan dengan bulan Maret 2023. "Kecuali pada tahun 2022, ini karena dipengaruhi oleh pulihnya aktivitas masyarakat setelah pulihnya pandemi," ujarnya. Selain faktor siklus, Dian mengakui melandainya pertumbuhan kredit karena dipengaruhi juga oleh permintaan kredit yang masih tumbuh terbatas, dan pencabutan stimulus covid-19 yang secara tidak langsung memberikan dampak karena masih adanya ketidakpastian terkait risiko kredit. Dian menjelaskan, Bank tentu saja masih memiliki ruang untuk melakukan revisi rencana bisnis hingga akhir Juni ini. Namun demikian, OJK berharap dan tetap memiliki keyakinan bahwa target penyaluran kredit perbankan masih dapat menyentuh 10% pada akhir tahun 2023 sejalan dengan target perbankan. Oleh karena itu, untuk mendorong ekspansi kredit perbankan, OJK melakukan kerja sama dengan lembaga lain melalui program tim percepatan akses keuangan daerah (TPAKD), terus berusaha meningkatkan akses perluasan, akses keuangan masyarakat di daerah yang bisa mendorong perekonomian masyarakat melalui pemberdayaan UMKM, pengembangan ekonomi daerah, dan penguatan sektor ekonomi prioritas. "Kami juga berharap pertumbuhan kredit tetap dilandasi oleh prinsip kehati-hatian, tentu saja harus tetap kita jaga di tengah ekspansi tersebut, sehingga kami berharap perbankan akan terus melakukan evaluasi serta adaptasi terkait dengan pertumbuhannya di masa pasca pandemi covid-19 ini," tandasnya. Sementara itu, Presiden Direktur PT Bank CIMB Niaga Tbk Lani Darmawan mengatakan, pada April total pertumbuhan bank tetap positif juga pada semua rasio. Kendati memang terlihat sedikit perlambatan
month to month (MoM) pada neraca keuangan.
Baca Juga: Marak Serangan Siber, OJK Akan Terus Evaluasi Ketahanan Digital Perbankan "Perlambatan mayoritas karena dampak dari pertumbuhan ekonomi global yang lemah dan secara domestik karena banyaknya libur di April. Sehingga pelaku usaha tidak seaktif bulan sebelumnya," kata Lani.
Walau begitu, pihaknya tetap optimis kredit masih dapat bertumbuh sekitar 8%-10% sesuai dengan target yang dicanangkan perseroan. Untuk diketahui, penyaluran kredit atau pembiayaan CIMB Niaga pada Maret 2023 meningkat 10,1% YoY menjadi Rp 201,1 triliun. Total dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp 240,1 triliun dengan rasio CASA sebesar 61,2%. Sejalan dengan hasil tersebut, indikator profitabilitas utama CIMB Niaga, yaitu
return on equity (ROE) meningkat menjadi 15,1%. Bank juga mempertahankan posisi permodalan dan likuiditas yang solid dengan
capital adequacy ratio (CAR) dan
loan to deposit ratio (LDR) masing-masing sebesar 21,3% dan 82,2%. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi