Penyaluran Kredit Tumbuh Apik, Bankir Makin Pede Target Tahun Ini Bakal Tercapai



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatatkan laju pertumbuhan kredit perbankan semakin meningkat. Hal itu membuat BI menaikkan proyeksi kredit tahun ini dari semula 6%-8% menjadi 9%-11%. 

Per Juni 2022, pertumbuhan kredit perbankan sudah tembus dua digit, yakni telah tumbuh 10,3%. Itu naik dari 6,65% pada Maret lalu. 

Meski lajunya semakin tinggi, namun tidak semua segmen kredit melanjutkan tren kenaikan pertumbuhan. BI mencatat bahwa pertumbuhan kredit per Juni ditopang oleh segmen Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) tumbuh 17,6%. Itu naik dari dari bulan sebelumnya yang tumbuh 17% dan dari Maret yang baru tumbuh 14,9%. 


Sementara dari segmen kredit konsumsi, penyaluran Kredit Kepemilikan Rumah/apartemen (KPR/KPA) mengalami perlambatan pertumbuhan. BI mencatat pertumbuhannya per Juni turun jadi 7% dari 9,8% pada bulan Mei. 

Baca Juga: Kredit Pintar Klaim Tengah Lakukan Pemeliharan Sistem, OJK Lakukan Pengawasan

Perlambatan pertumbuhan KPR/KPA terutama terjadi pada  pembiayaan perumahan tipe di atas 70 di Jawa Barat dan Banten. Kredit konstruksi juga melambat menjadi tumbuh 0,04% dari 0,9% pada Mei. Namun, kredit real estate tumbuh 9,8% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 4,3% (yoy) seiring peningkatan penyaluran kredit pada gedung perbelanjaan. 

Dengan capaian kredit sepanjang semester I, sejumlah bank semakin optimis target yang sudah mereka patok bisa tercapai. Meski BI mengerek proyeksi kredit tahun ini, bank-bank ini belum berencana merevisi target lantaran target yang ada saat ini sudah berada di kisaran proyeksi BI. 

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) misalnya tetap mempertahankan kredit tumbuh 9%-11%, selaras dengan target baru BI. "Sejak awal kami optimis bahwa penyaluran kredit BRI dapat tumbuh 9%-11%," kata Aestika Oryza Gunarto Sekretaris Perusahaan BRI pada Kontan.co.id, Senin (25/7). 

Aestika bilang, pihaknya optimis target itu tercapai karena pemerintah berhasil dalam mengendalikan pandemi sehingga membuat aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat terus berjalan.

Ia menambahkan, riset dari BRI Research Institute menunjukkan ada korelasi positif yang sangat kuat antara Indeks bisnis UMKM dengan Indeks Mobilitas Masyarakat. Artinya, kinerja usaha pelaku UMKM cenderung naik sejalan meningkatnya aktivitas masyarakat di luar rumah. 

Dengan semakin sehatnya pelaku UMKM maka hal ini akan mendorong pertumbuhan kredit BRI serta pertumbuhan kredit secara nasional. Hingga akhir kuartal II, kata Aestika, kredit BRI secara bank only tumbuh dua digit secara tahunan. Pencapaian itu lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan di bulan Mei 2022 yakni 9,76% YoY. 

Baca Juga: Gandeng Chandra Asri, Bank UOB Terbitkan Sustainability-Linked Trade US$ 100 Juta

"Hingga akhir kuartal II 2022,  tercatat seluruh segmen pinjaman BRI tumbuh positif. Pendorong utama pertumbuhan kredit BRI masih pada segmen UMKM, utamanya pada segmen mikro," pungkas Aestika. 

PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat Tbk (BJB) tidak punya rencana menaikkan target kredit karena target perseroan sudah sejalan dengan proyeksi BI. Yuddy Renaldi, Direktur Utama BJB mengatakan, target kredit perseroan tahun ini bisa tumbuh 9%-10%. 

Sementara realisasi kredit BJB sampai Juni 2022 sudah sekitar 14%-16% atau telah di atas target tahun ini. Adapun segmen penopang utama pertumbuhan tersebut adalah segmen konsumer dan korporasi.

PT Bank Mandiri Tbk telah mencatatkan kredit per Mei secara bank only tumbuh 11,4% YoY.  Sigit Prastowo Direktur Keuangan Bank Mandiri mengatakan, target pertumbuhan kredit perseroan sampai akhir tahun masih sejalan dengan proyeksi regulator, baik BI maupun Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Adapun PT Bank Central Asia Tbk (BCA) optimis pertumbuhan kredit semakin positif seiring dengan perbaikan kualitas pinjaman dan sejalan dengan keadaan industri yang berangsur membaik. 

"BCA juga akan terus memperkuat infrastruktur perkreditan dengan semakin memanfaatkan perkembangan teknologi untuk mempercepat proses pengolahan kredit dan proses akuisisi debitur," kata vera Eve Lim, Direktur Keuangan BCA. 

Namun, ia tidak menjelaskan apakah target kredit perseroan tahun ini bakal direvisi atau tidak. Sebelumnya, perseroan telah menetapkan target kredit tumbuh di kisaran 6%-8%. Sementara per Mei, realisasinya sudah tumbuh 11,5% YoY. 

Baca Juga: Gearing Ratio Multifinance Masih Alami Penurunan

Ke depan, di tengah tantangan dan dinamika pasar, kata Vera, BCA berharap bahwa Covid-19 di Indonesia semakin terkendali, aktivitas bisnis stabil sehingga pemulihan ekonomi yang disertai penerapan protokol kesehatan dan berbagai kebijakan strategis dari regulator dan otoritas perbankan.

Realisasasi KPR Perbankan

Meskipun data BI menunjukkan bahwa KPR/KPR mengalami perlambatan pertumbuhan, namun beberapa bank justru mengaku mencatat peningkatan pertumbuhan KPR. BCA misalnya hingga Juni 2022 telah mencatatkan KPR tumbuh 8,6% YoY.

Adapun per Juni 2021, outstanding KPR BCA telah mencapai Rp 93,62 triliun. Dengan pertumbuhan 8,6% maka portofolio KPR perseroan per Juni 2022 sudah mencapai Rp 101,67 triliun.

EVP Consumer Loan BCA Welly Yandoko mengatakan, capaian tersebut sesuai dengan target yang ditetapkan perseroan.

"KPR BCA akan tetap berusaha memberikan suku bunga terbaik, meskipun ada kecenderungan tren kenaikan suku bunga, termasuk suku bunga floating kami yang relatif ringan dan stabil," katanya. 

BCA akan terus menyiapkan strategi untuk mendorong penyaluran KPR sampai akhir tahun meskipun suku bunga BI bakal naik dan diskon pajak properti telah berakhir di Juni. Ia bilang, pihaknya bakal bisa bersaing dari sisi suku bunga karena likuiditas BCA sangat baik dan rasio dana murah juga tinggi.

Dari sisi rekanan, BCA akan terus berusaha untuk berkolaborasi dengan developer dan broker properti.  Perseroan juga terus berusaha untuk meningkatkan penetrasi ke segmen pasar yang relatif belum tergarap saat ini, khususnya segmen bawah dan masyarakat yang belum tersentuh cabang, melalui pengembangan digital KPR yang saat ini dapat mengakomodir pengajuan aplikasi melalui e-form, simulasi budget, memonitor proses aplikasi melalui fitur e-tracking, dan lain-lain.

Baca Juga: Permudah Transaksi Lifestyle di Livin’, Bank Mandiri Luncurkan Fitur Livin’ Sukha

BRI mencatatkan KPR tumbuh 10% secara year on year (yoy) pada semester I 2022 menjadi Rp 41 triliun. Dengan capaian apik sepanjang semester I, BRI optimistis bisa mencapai target pertumbuhan KPR hingga 19% tahun ini.

Meskipun ada potensi kenaikan suku bunga acuan BI tahun ini dan diskon pajak properti juga telah berakhir pada Juni lalu, BRI optimistis mencapai target dengan mempersiapkan berbagai strategi untuk memacu KPR. 

Adapun BNI mencatatkan KPR tumbuh 7,5 % YoY per Juni 2022. Pemimpin Divisi Manajemen Produk Konsumer BNI Teddy Wishadi mengatakan, pihaknya optimis KPR BNI bisa tumbuh di atas 8% sampai akhir tahun ini. 

Adapun PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) selaku bank KPR terbesar di Tanah Air belum merilis kinerja KPR sepanjang semester I. Namun, hingga Mei, kredit bank ini secara bank only baru tumbuh 6,68%. 

Namun, bank ini mencatat bahwa performa penyaluran KPR subsidi cukup bagus. Hingga Juni 2022, BTN telah menyalurkan KPR subsidi 74.692 unit dengan nilai Rp 10,88 triliun. Itu meningkat 14,82% dari periode yang sama tahun sebelumnya.

"Realisasi ini dapat terus memperkuat pangsa pasar KPR subsidi BTN hingga akhir tahun," pungkas Haru Koermahargyo Direktur Utama BTN pada Kontan.co.id, Senin (25/7). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi