Penyaluran Kredit Turun, Bank Capital Fokus pada Kredit Pensiunan dan Ritel



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren penyaluran kredit PT Bank Capital Indonesia terus menurun. Dalam materi paparannya kepada BEI pada Rabu (20/7) tercatat dari penyaluran kredit Bank Capital mengalami penurunan sebesar Rp 64,19% dari Rp 6,4 triliun pada 2020 menjadi Rp 4.13 triliun pada 2021. Dan posisi terakhir berada di kisaran Rp 2,36 triliun per akhir Juni 2022.

Angka penurunan ini disebabkan karena pelunasan yang dilakukan beberapa debitur korporasi yang sejalan dengan rencana transformasi bank untuk fokus pada kredit pensiunan dan ritel.

"Untuk itu, kita bekerja sama dengan PT Pos Indonesia dan pada 25 April kemarin kita juga sudah bekerja sama dengan PT Taspen. Sehingga harapannya, kemampuan kita untuk merespon kebutuhan dari kredit pensiun ini bisa memenuhi pembiayaan ke sektor-sektor produktif itu bisa lebih baik," ujar Wahyu Dwi Aji, Direktur Bank Capital di Hotel Mercure, Jakarta pada Senin (25/7).


Meskipun penyaluran kredit masih terkoreksi tiga tahun berturut-turut, dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 14,33% dari Rp 16,37 triliun pada 2020 menjadi Rp 18,71 pada akhir 2021. Dalam keterangan rilisnya, peningkatan DPK ini dipicu oleh beberapa program Bank Capital yang menarik minat nasabah baru ataupun menambah kepercayaan dari nasabah yang sudah ada. Secara year to date, DPK saat ini mencapai Rp 17,78 triliun per akhir Juni 2022.

Baca Juga: Laju Kredit Kian Cepat, Perbankan Makin Optimistis Target Tahun Ini Akan Tercapai

ROA Bank Capital pada 2021 tercatat mengalami penurunan sebesar 0,22% menjadi 0,11 secara year to date per Juni 2022, ini juga terjadi pada ROE yang menurun 2,21% pada 2021 menjadi 0,92% pada akhir Juni 2022.

Dari sisi laba bersih juga mengalami penurunan sebesar Rp 34,78 miliar pada 2021 dan per akhir Juni 2022 Bank Capital membukukuan laba bersih senilai Rp 9,23 miliar. Penurunan yang signifikan ini tentunya menjadi PR bagi Bank Kapital untuk terus meningkatkan laba bersih sampai pada level optimal.

Ini tidak terlepas dari sikap kehati-hatian dari Bank Capital. 

"Sekarang pertumbuhan dari kredit pensiun ini cenderung pelan, seperti yang kita ketahui kita juga harus hati-hati karena bagaimana pun juga dari kredit pensiun itu yang umurnya di atas 65 tahun lumayan banyak yang meninggal," jelasnya.

Karenanya per akhir Juni 2022, NPL Gross dan NPL Net masih tetap terjaga dengan masing-masing sebesar 0,21% dan 0,06%. Secara umum, tingkat kecukupan modal masih berada di atas batas minimum per akhir Juni 2022, Capital Adequacy Ratio (CAR) dari Bank Capital mencatat 32,26%.

Baca Juga: Gandeng Chandra Asri, Bank UOB Terbitkan Sustainability-Linked Trade US$ 100 Juta

Dari kecukupan modal tersebut, Bank Capital memanfaatkan ini untuk terus menggenjot akses kredit pensiun. Ia menilai kredit pensiun cenderung aman karena kebanyakan mereka memiliki penghasilan tetap, terjamin, risikonya lebih terukur, dan lebih mudah.

"Kita akan berencana menambah jaringan 8 kantor yang tersebar di berbagai daerah Indonesia, seperti Semarang, Medan, Pekanbaru, Makassar, Batam, Banjarmasin, dan Pontianak," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi