JAKARTA. Salah satu biang keladi perlambatan kredit adalah anjloknya penyaluran kredit valuta asing (valas). Data terakhir Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan, kredit valas turun sebesar 11,76% menjadi Rp 590,76 triliun per Agustus 2016 ketimbang tahun lalu. Penurunan ini berbanding terbalik dengan kenaikan sebesar 16,16% pada Agustus 2015 dari Agustus 2014. "Ini karena transaksi ekspor dan impor turun cukup dalam," ujar Kepala Eksekutif Pengawasan Perbankan OJK Nelson Tampubolon kepada KONTAN, Jumat (28/10). Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memprediksi, laju kredit valas bisa membaik di tahun depan. Penopangnya, harga komoditas bakal naik sekitar 10%–15% pada 2017.
Penyaluran kredit valas masih lesu
JAKARTA. Salah satu biang keladi perlambatan kredit adalah anjloknya penyaluran kredit valuta asing (valas). Data terakhir Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan, kredit valas turun sebesar 11,76% menjadi Rp 590,76 triliun per Agustus 2016 ketimbang tahun lalu. Penurunan ini berbanding terbalik dengan kenaikan sebesar 16,16% pada Agustus 2015 dari Agustus 2014. "Ini karena transaksi ekspor dan impor turun cukup dalam," ujar Kepala Eksekutif Pengawasan Perbankan OJK Nelson Tampubolon kepada KONTAN, Jumat (28/10). Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memprediksi, laju kredit valas bisa membaik di tahun depan. Penopangnya, harga komoditas bakal naik sekitar 10%–15% pada 2017.