Penyaluran KUR 2023 Ditarget Rp 470 Triliun, Begini Kesiapan Askrindo dan Jamkrindo



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi penjaminan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) perlu menjadi perhatian seiiring peningkatan target penyalurannya yang terus tumbuh tiap tahunnya. Untuk tahun 2023, pemerintah menargetkan penyaluran KUR mencapai Rp 470 triliun.

Sebagai penjamin, kondisi keuangan Jamkrindo dan Askrindo pun harus dipastikan aman. Sekretaris perusahaan IFG Beko Setiawan mengklaim bahwa saat ini, baik Jamkrindo maupun Askrindo masih sanggup melakukan penjaminan.

“Untuk finansial, seperti yang pernah disampaikan tetap bisa dilakukan dengan tetap memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku,” ujar Beko.


Adapun, berdasarkan catatan, klaim penjaminan KUR di Askrindo maupun Jamkrindo terus mencatatkan kenaikan dari bulan ke bulan. Secara tahunan, klaimnya pun juga menunjukkan tren kenaikan klaim sejak 2020.

Baca Juga: Muncul Kabar Astra International (ASII) Pertimbangkan Lepas Unit Asuransi Jiwanya

Seperti contoh, Askrindo mencatatkan klaim penjaminan KUR di 2021 senilai Rp 2,08 triliun, lebih tinggi dari 2020 yang senilai Rp 1,43 triliun. Kalau dilihat secara bulanan, klaim KUR pun juga meningkat dari Januari 2022 yang masih di bawah Rp 150 miliar menjadi hampir Rp 450 miliar di Juni 2022.

Hal yang sama terjadi di Jamkrindo, dimana klaim penjaminan KUR di 2021 tercatat senilai Rp 1,45 triliun, lebih tinggi dari 2020 yang hanya senilai Rp 1,31 triliun. Untuk secara bulanan, klaim KUR di Jamkrindo terlihat fluktuatif dengan tertinggi di Maret 2022 menyentuh di atas Rp 450 miliar.

Dengan kondisi tersebut, Beko pun mengatakan bahwa penambahan modal negara dibutuhkan IFG untuk memastikan kesehatan Askrindo dan Jamkrindo yang juga menjaga gearing ratio kedua anak usaha tersebut. 

“Dalam hal Pemerintah tidak menganggarkan PMN yahun 2023 bagi IFG untuk pelaksanaan tugas penjaminan KUR maka ini akan berdampak pada potensi kapasitas Jamkrindo dan Askrindo dalam melaksanakan penugasan penjaminan KUR di tahun 2023,” imbuhnya.

Sementara itu, Head of IFG Progress Reza Siregar bilang penguatan modal perlu dilakukan oleh asuransi-asuransi yang saat ini memiliki produk asuransi kredit termasuk KUR. Mengingat, kenaikan klaim di sektor Asuransi Kredit naik sekitar 88% hingga semester 1/2022, berdasarkan data AAUI.

Baca Juga: Tugu Insurance Optimis Mempertahankan Kinerja Positif Sampai Akhir 2022

Menurutnya, dampak pandemi Covid-19 yg dihadapi terutama di 2020-2022 masih terus terasa. Reza bilang banyak bisnis yang terdampak dan kredit mereka harus di restrukturisasi, dan kondisi ini terlihat pada kenaikan klaim di sektor asuransi. 

“kemungkinan besar restrukturisasi loan akan tetap cukup tinggi di sektor perbankan dan klaim di sektor asuransi juga akan tetap relatif tinggi,” ujar Reza.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi