Penyaluran KUR BPD tumbuh 28,84% di kuartal III



JAKARTA. Program pemerintah yang bertajuk Kredit Usaha Rakyat (KUR) mendapat respon yang besar dari warga masyarakat di berbagai daerah. Ini terlihat dari cukup tingginya pertumbuhan volume penyaluran KUR oleh kalangan bank pembangunan daerah (BPD) sebesar 28,84% secara year on year (yoy) di akhir kuartal III 2014.

Dalam laman website Komite KUR, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian belum lama ini, terlihat bahwa penyaluran KUR oleh 26 BPD di seluruh Indonesia sampai bulan September 2014 telah mencapai Rp. 15,59 triliun. Jumlah ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 28,84% secara yoy dibanding akhir kuartal III 2013 yang mencapai Rp 12,10 triliun.

Kenaikan volume penyaluran KUR oleh BPD juga diikuti oleh bertambahnya jumlah debitur KUR BPD dari 155.171 pelaku usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi (UMKMK) pada September 2013 menjadi 196.092 pelaku UMKMK. Rata-rata jumlah KUR yang diterima tiap debitur KUR di BPD juga meningkat dari Rp 78,50 juta perdebitur di September 2013 menjadi Rp 79,50 juta perdebitur di September 2014.


Hingga kuartal III 2014, Bank Jatim dan Bank Jabar Banten (BJB) merupakan BPD yang menyalurkan KUR terbesar sekitar Rp. 4,46 triliun dan Rp. 3,45 triliun. Untuk di luar pulau Jawa, Bank Nagari dan Bank Kalbar merupakan Bank Pelaksana terbesar yang menyalurkan KUR masing-masing sebesar Rp. 1,97 triliun dan Rp 444.46 miliar.

Kondisi ini tak beda jauh dengan akhir kuartal III 2013. Kala itu, Bank Jatim dan BJB juga merupakan BPD yang menyalurkan KUR terbesar sekitar Rp 3,70 triliun dan Rp 2,80 triliun. Untuk di luar pulau Jawa, Bank Nagari dan Bank Kalbar merupakan Bank Pelaksana terbesar yang menyalurkan KUR masing-masing sebesar Rp. 1,32 triliun dan Rp 332,74 miliar.

Sayangnya, berbagai peningkatan tersebut justru diikuti kenaikan rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) dalam penyaluran KUR oleh kalangan BPD. NPL KUR oleh BPD meningkat dari 7,8% per September 2013 menjadi 9,2%, per September 2014. Sehingga diperlukan konsolidasi internal untuk memperbaiki tingkat NPL yang tinggi tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto