KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) perbankan masih jauh dari target. Hal ini tercermin dari data Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) yang hingga Agustus 2023 penyaluran KUR untuk pelaku UMKM baru mencapai 50,15% dari target. Artinya, KUR yang sudah digelontorkan baru mencapai Rp 148,95 triliun dalam delapan bulan pertama tahun 2023. Padahal, target penyaluran KUR di tahun 2023 mencapai Rp 297 triliun. Sebenarnya, sejumlah perbankan sudah mencatat penyaluran KUR di atas 50%. Contohnya, PT Bank Negara Indonesia (BNI) yang mencatat, sampai dengan Agustus 2023 telah menyalurkan KUR sebesar Rp 12,3 triliun kepada lebih dari 83.000 debitur di seluruh Indonesia.
General Manager Divisi Bisnis Usaha Kecil BNI, Sunarna Eka Nugraha menyatakan, angka penyaluran tersebut telah lebih dari 50% sejalan dengan keputusan pemerintah untuk menurunkan alokasi plafon KUR.
Baca Juga: Subsidi Bunga KUR Dinilai Tak Bakal Berdampak Signifikan Terhadap Penyalurannya "BNI tetap berkomitmen untuk menyalurkan sesuai alokasi plafond KUR yang diberikan oleh pemerintah sampai dengan akhir tahun 2023 ini," ungkap Sunarna kepada kontan.co.id, Senin (4/9). Sunarna menjelaskan, secara umum kendala penyaluran KUR saat ini adalah adanya pembatasan akses penerima KUR utamanya untuk KUR Mikro yang menyebabkan UMKM yang belum siap graduasi tidak dapat menerima KUR lagi. Di tahun ini, BNI terus mendorong penyaluran KUR di sektor produksi. Sampai dengan Agustus 2023 penyaluran KUR BNI di sektor produksi sebesar 46,69% dari total penyaluran KUR BNI yang didominasi sektor pertanian. Kedepan BNI tetap fokus mendorong serapan KUR dapat diterima oleh masyarakat khususnya di sektor produksi. "Dalam mengejar target penyaluran KUR di tahun 2023 ini, BNI tetap fokus menyalurkan KUR dengan pola value chain nasabah potensial serta digitalisasi untuk mempercepat dan mengakurasi pemberian kredit yang dilakukan," katanya.
Selain itu kata Sunarna, BNI juga fokus untuk memberikan pembiayaan guna graduasi UMKM sehingga dapat memperoleh skema KUR yang lebih tinggi atau kredit komersial lainnya apabila UMKM telah siap. Sementara Direktur Sales & Distribution PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Anton Sukarna mengatakan, di tahun 2023, BSI telah mendapatkan kuota KUR dari pemerintah sebesar Rp 14 triliun, dan sampai dengan 31 Agustus 2023 BSI telah menyalurkan KUR sebesar Rp 7,96 triliun atau 56,9% dari kuota yang ditetapkan pemerintah. Anton menjelaskan, sesuai dengan arahan pemerintah, penyaluran KUR BSI di tahun 2023 fokus pada sektor produksi. penyaluran pada sektor produksi meliputi sektor pertanian, peternakan dan perikanan, sektor jasa dan industri pengolahan telah mencapai 61,9%, sedangkan untuk sektor perdagangan telah mencapai 38,1%, sektor usaha yang masih memiliki prospek adalah sektor food & beverage, industri pengolahan, pertanian, sektor jasa dan perdagangan.
Baca Juga: Kemenkop UKM dan OJK akan Bahas Credit Scoring untuk Pembiayaan UMKM "Kualitas KUR BSI pada 31 Agustus 2023 juga masih relatif terjaga dengan Net Performance Financing (NPF) sebesar 1,53%," kata Anton. Dalam meningkatkan penyaluran KUR di tahun ini, BSI mendorong penyaluran KUR melalui islamic ecosystem, skema klaster dan komunitas serta mendorong UMKM naik kelas. Asal tahu saja, bunga dasar kredit KUR BSI saat ini untuk Super Mikro 18%, Mikro 16%, dan Kecil 11,5%. Di sisi lain, Kementerian Keuangan telah resmi menetapkan besar subsidi bunga atau subsidi marjin Kredit Usaha Rakyat (KUR) terbaru. Aturan ini tertuang dalam Keputusan Menteri Keuangan (KMK) RI Nomor 317 tahun 2023. Dalam aturan tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menetapkan KUR super mikro sebesar 15%, untuk KUR Penempatan Pekerja Migran Indonesia sebesar 13,5%. Sementara itu, KUR Khusus disesuaikan berdasarkan nilai akad kredit/pembiayaan dengan beberapa ketentuan. Menanggapi hal tersebut, Anton mengatakan dengan diterbitkannya Keputusan Menteri Keuangan (KMK) terkait besaran subsidi bunga/subsidi margin KUR 2023 yang menjadi dasar kelengkapan instrumen hukum dalam penyaluran KUR, hal tersebut dapat mendorong percepatan penyaluran KUR sampai dengan akhir tahun 2023.
Baca Juga: Dorong KUR Tanpa Agunan, Ini yang Telah Dilakukan Perbankan "Namun sejalan dengan diturunkannya target penyaluran KUR secara nasional sebesar 28% menjadi Rp 296 triliun maka BSI perlu menyesuaikan strategi penyaluran KUR," ujar Anton. Adapun Direktur Pemasaran Bank Sumsel Babel Antonius Prabowo Argo mengaku, penyaluran KUR telah mencapai lebih dr 50% dari kuota yang ditetapkan oleh pemerintah, atau telah menyaluran Rp 1,4 triliun hingga Agustus 2023.
"Kami masih optimistis kuota KUR bisa tersalurkan semua," ucap Antonius. Menurut Antonius, sektor pertanian masih mendominasi penyaluran KUR tahun ini, persentasenya mencapai 50% dari total penyaluran. Dengan realisasi sektor produksi mencapai lebih dari 50%. Dalam meningkatkan penyaluran KUR di tahun ini, pihaknya melakukan menyalurkan KUR secara massive dengan pola klaster, dan mengoptimalkan KUR untuk pekerja migran Indonesia (PMI). Untuk diketahui, bunga dasar kredit KUR BSI saat ini untuk Super Mikro sebesar 3%, Mikro dan Kecil sebesar 3%. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari