KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT BNI Multifinance (BNI Finance) mencatatkan penyaluran pembiayaan sebesar Rp 5,2 triliun hingga Desember 2024. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 62,5% secara tahunan (
year on year/YoY) dibandingkan dengan pembiayaan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 3,2 triliun. Direktur Bisnis BNI Finance Albertus Hendi menyampaikan bahwa sebagian besar penyaluran pembiayaan tersebut dialokasikan untuk kendaraan baru.
Baca Juga: BNI Finance Berharap Program 3 Juta Rumah Dapat Mendongkrak Penjualan Alat Berat "Pembiayaan kendaraan baru ini yang paling mendominasi, dengan kontribusi sebesar 80% dari total penyaluran pembiayaan perusahaan," ujarnya kepada Kontan, Rabu (15/1). Selain itu, BNI Finance juga mengalokasikan sebagian pembiayaan untuk alat berat. Meskipun begitu, Albertus mengungkapkan bahwa total pembiayaan perusahaan mencapai 99,05% dari target yang telah ditetapkan, yakni Rp 5,25 triliun. "Tapi angka tersebut memang sedikit meleset dari target," katanya.
Baca Juga: BNI Finance Bidik Pertumbuhan Penyaluran Pembiayaan 10% pada 2025 Untuk tahun 2025, Albertus menyebutkan bahwa perusahaan akan fokus pada strategi ekspansi dengan membuka 22 kantor pemasaran baru, yang akan meningkatkan jumlah kantor pemasaran BNI Finance menjadi 52. "Ke depannya, pada tahun ini BNI Finance juga akan tetap fokus di pembiayaan unit baru, baik mobil penumpang, mobil komersial, dan alat berat," ungkapnya. Perusahaan juga berencana untuk memperkuat kerja sama dengan induk perusahaan, Bank BNI, untuk menggarap bisnis captive, baik ritel maupun korporasi. BNI Finance tetap akan fokus pada pembiayaan unit baru, termasuk mobil penumpang, mobil komersial, dan alat berat, sebagai bagian dari strategi pertumbuhannya di masa depan.
Baca Juga: Sambut Insentif Pajak, Multifinance Bidik Kenaikan Penyaluran Pembiayaan di 2025 Sebagai informasi tambahan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan pada November 2024, outstanding pembiayaan kendaraan bermotor multifinance mencapai Rp 347,87 triliun. Dari jumlah tersebut, 68,28% merupakan pembiayaan kendaraan bermotor baru dengan nilai Rp 237,52 triliun. Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK, Agusman, mengatakan, "Dari total outstanding tersebut, sebesar 68,28% adalah pembiayaan kendaraan bermotor baru dengan nilai sebesar Rp 237,52 triliun."
Meskipun pembiayaan kendaraan baru masih dominan, prospek pembiayaan kendaraan bekas diperkirakan akan terus tumbuh positif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto