KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Realisasi penyaluran solar subsidi mencapai 15,1 juta kiloliter (kl) di sepanjang Januari-November 2023. Jumlah tersebut, setara 89,99% dari kuota penyaluran solar subsidi yang ditetapkan tahun ini. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting, memastikan bahwa Pertamina akan memastikan agar penyaluran solar subsidi tepat sasaran di sisa tahun 2023. “Kita tetap salurkan sesuai dengan kebutuhan, dengan tetap memperhatikan tepat sasaran,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (18/12).
Dalam wawancara sebelumnya yang dilakukan terpisah (18/12), Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), Saleh Abdurrahman, mengungkapkan bahwa kuota solar subsidi tahun ini akan naik sekitar 3%-4% dari kuota semula.
Baca Juga: Terbitkan Aturan Formula Harga Dasar Baru, Begini Dampak Bagi Besaran Subsidi Solar Dus, menurut hitungan kasar
Kontan.co.id, kuota solar subsidi bakal mencapai 17,30 juta kl - 17,47 juta kl dengan penambahan kuota 3%-4% tersebut. Penambahan ini bukannya tanpa alasan. Saleh berujar, penambahan kuota Solar karena melihat perkembangan terbaru, yakni peningkatan kebutuhan konsumen. Meski demikian, pihaknya bersama dengan Pertamina terus melakukan optimalisasi digitalisasi dalam penyaluran BBM Subsidi. “Dengan sistem digitalisasi QR Code diharapkan bisa semakin tepat sasaran,” tandasnya kepada Kontan.co.id (18/12). Sebelumnya, wacana penambahan kuota solar subsidi sempat mengemuka di Senayan. Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) November 2023 lalu, Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan, mengungkapkan bahwa penyaluran solar subsidi diproyeksi melebihi kuota. Berdasarkan realisasi 2022 sebesar 17,5 juta KL, penyaluran solar subsidi tahun 2023 diprognosakan akan naik 12,1% menjadi 19,6 juta KL tanpa adanya upaya pengendalian dan tidak dilaksanakan program Subsidi Tepat BBM.
Baca Juga: Kementerian ESDM Tetapkan Formula Harga Dasar Jenis BBM Tertentu (JBT) Terbaru Namun, dengan selesainya program atau proses pendaftaran QR code di Juli 2023 yang dilanjut dengan implementasi program di Agustus, serta juga upaya penghematan dan pengendalian penyaluran solar subsidi oleh Pertamina, prognosis penyaluran solar subsidi diproyeksi turun dari semula 19,6 juta KL menjadi 18,3 juta Kl.
Hanya, kuota solar subsidi yang ditetapkan sebesar 16,8 juta kl tetap diproyeksikan tidak mencukupi kebutuhan. Itulah sebabnya, Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, kemudian menyampaikan usulan tambahan volume untuk mengantisipasi kemungkinan penyaluran yang melebihi kuota. “Walau demikian, over kuota ini kami mohon dukungan dari bapak ibu semua (Komisi VII DPR RI) ada sedikit peningkatan di volume, tapi dari sisi anggaran sangat aman,” ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII, Selasa (21/11). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .