KONTAN.CO.ID - Prevalensi global strabismus (atau umum dikenal sebagai mata juling) diperkirakan mencapai 1,93 persen. Artinya, setidaknya 148 juta orang di seluruh dunia menyandang strabismus. Bukan hanya mengganggu fungsi penglihatan, strabismus bisa memberi imbas yang lebih besar. Penyandangnya rentan mengalami tekanan mental sehingga kualitas hidup mereka pun turut terdampak. Memahami situasi tersebut, eye care leader, JEC Eye Hospitals and Clinics melanjutkan prakarsa tahunan “Bakti Sosial Operasi Mata Juling JEC” berupa edukasi kesehatan mengenai strabismus, serta tindakan operasi mata juling gratis. Perdana dijalankan pada 2022, inisiatif ini menjadi aksi sosial pertama di Indonesia yang berfokus pada penanganan mata juling. “Masyarakat masih melihat penyandang strabismus sebagai kelompok yang ‘berbeda’ - lantaran posisi bola mata yang tidak sejajar. Akibat stigma yang keliru tersebut, penyandang mata juling sangat riskan mendapatkan tekanan sosial; dari prasangka, kesalahpahaman, sampai perlakuan negatif. Efek mata juling tidak berhenti pada terganggunya penglihatan. Kualitas hidup mereka pun menurun sebab kepercayaan diri yang terusik dan interaksi sosial yang terbatas,” papar Dr. Gusti G. Suardana, SpM(K), selaku Dokter Subspesialis Konsultan Strabismus JEC Eye Hospitals & Clinics, sekaligus Ketua Servis Pediatric Ophthalmology and Strabismus JEC Eye Hospitals & Clinics.
Mata juling terjadi karena terganggunya/lemahnya kontrol otak terhadap otot mata sehingga bola mata tidak berada pada posisi yang sejajar satu sama lain (neuromuscular weakness). Penyandang mata juling umumnya mengeluhkan pandangan kabur, penglihatan ganda, sakit kepala, dan kelelahan dalam proses belajar atau bekerja. Khusus pada anak, strabismus berisiko mempengaruhi perkembangan fungsi penglihatan. Bahkan, tanpa penanganan yang tepat, anak penyandang mata juling bisa berisiko terkena mata malas (ambliopia) dan gangguan perkembangan binokularitas - yakni gangguan pada pembentukan kemampuan penglihatan tiga dimensi/binokular. Sebuah temuan menyebut penyandang strabismus berpotensi terserang gangguan mental 10 persen lebih tinggi. Lebih jauh, penyandang strabismus berpotensi mengalami gangguan psikologis yang lebih mengkhawatirkan, seperti depresi, ansietas, fobia sosial, keinginan bunuh diri, hingga skizofrenia. “Setiap individu berhak memiliki penglihatan optimal dan hidup yang berkualitas. Tak terkecuali para penyandang mata juling. Hidup mereka secara psikososial tak berhenti lantaran menyandang strabismus. Mereka harus kita dorong agar bangkit, salah satunya melalui operasi mata juling. Inilah yang mengukuhkan kami untuk melanjutkan ‘Bakti Sosial Operasi Mata Juling JEC’. Harapan kami, semoga masyarakat luas semakin teredukasi bahwa mata juling bisa ditangani dan dikoreksi,” lanjut Dr. Gusti G. Suardana, SpM(K). Pada tahun ketiganya, “Bakti Sosial Operasi Mata Juling JEC” dipusatkan di RS Mata JEC @ Kedoya, dengan pelaksanaan tindakan bedah strabismus menyasar 30 penerima manfaat. Operasi akan digelar sepanjang November hingga Desember 2024 nanti. Sementara, proses skrining telah berlangsung selama Agustus-Oktober lalu dengan jumlah peminat hampir mencapai 100 orang dari berbagai penjuru Indonesia, termasuk Aceh dan Papua. Pelaksanaan tindakan operasi penanganan mata juling memerlukan persiapan secara ekstensif melibatkan para ahli medis yang mumpuni. Di samping tim spesialis mata strabismus JEC (untuk proses bedah mata), tindakan operasi juga melibatkan tim dokter anestesi JEC bersama tim perawat yang kompeten. “Tingginya minat masyarakat memperlihatkan pentingnya inisiatif ini sebagai salah satu solusi bagi para penyandang strabismus, terutama dari kalangan kurang mampu. Dengan mendapatkan kembali kualitas hidup, mereka mampu semakin berkembang dan maju menggapai masa depan yang lebih baik. Semoga ‘Bakti Sosial Mata Juling JEC’ bisa terus memberi dampak, serta mengundang keterlibatan lebih banyak pihak agar mampu menjangkau lebih banyak kalangan pada tahun-tahun mendatang," jelas Dr. Paramastri Arintawati, SpM, Dokter Subspesialis Konsultan Mata Anak dan Strabismus sekaligus Ketua Panitia Bakti Sosial Mata Juling 2024. Selain pemberian tindakan operasi mata juling gratis, ‘Bakti Sosial Mata Juling JEC’ juga dibarengi kegiatan pengayaan wawasan mengenai strabismus. Aktivitas berupa seminar umum ini melibatkan 250 partisipan dari kalangan dokter umum, tenaga kesehatan lainnya, dan masyarakat. Materi seminar meliputi pentingnya penanganan dini strabismus, serta risiko yang timbul apabila mata juling dibiarkan tanpa perawatan yang tepat. Selama 5 tahun terakhir hingga penghujung 2023 lalu, Rumah Sakit Mata JEC @ Kedoya telah menjalankan operasi strabismus sebanyak lebih dari 300 tindakan. RS Mata JEC @ Kedoya diperkuat layanan Children Eye and Strabismus Center untuk menangani gangguan mata pada anak-anak secara komprehensif, salah satunya mata juling, terutama pada periode-periode penting perkembangan anak, baik secara mental, fisik dan sosial. Sentra ini menawarkan penanganan kesehatan mata anak secara komprehensif dengan dilengkapi berbagai fasilitas modern; mulai dari chart mata yang menggunakan gambar (bukan huruf), alat pemeriksaan refraksi khusus anak, hingga autorefraktometer - alat yang portable untuk memeriksa anak-anak dengan mudah. Tentang JEC Dengan pengalaman 40 tahun sejak berdiri pada 1984, kiprah JEC dalam memberikan layanannya diakui dalam berbagai bentuk penghargaan prestasi, antara lain: Akreditasi dari Joint Commission International yang diraih empat kali berturut-turut oleh JEC @ Kedoya pada 2014, 2017, 2020 dan 2023; penobatan “JEC LASIK Center” sebagai Pionir LASIK pertama di Indonesia oleh MURI (2007); Akreditasi Penuh Tingkat Paripurna dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; serta pemberian penghargaan “Indonesia Healthcare Most Reputable Brand 2014 dan 2015” untuk kategori rumah sakit mata di Jabodetabek dan 7 kota besar di Indonesia dari Majalah SWA dan pemenang the Best Corporate Image 2015-2019. JEC menjadi pelopor dalam pembentukan ASEAN Association of Eye Hospital (AAEH) – dan kini menjadi anggota aktifnya, di samping berperan dalam World Association of Eye Hospital. JEC hingga saat ini telah memiliki 5 rumah sakit mata serta 10 klinik utama mata yang tersebar di beberapa kota besar, yaitu Rumah Sakit Mata JEC @ Menteng, Rumah Sakit Mata JEC @ Kedoya, Rumah Sakit Mata JEC-Primasana @ Tanjung Priok, Rumah Sakit Mata JEC-CANDI @ Semarang dan RS Mata JEC-Orbita @ Makassar, Klinik Utama Mata JEC @Cibubur, JEC @Tambora, JEC @Cinere, JEC @Bekasi, JEC-Candi @Semarang, JEC-Anwari @Purwokerto, JEC-Java @Surabaya, JEC-Orbita @Makassar, JEC-Bali @ Denpasar, JEC-JAVA @ Pasuruan, dan JEC Orbita @ Kendari.
Baca Juga: Pertama di Indonesia, JEC Berikan Tindakan Operasi Kelopak Mata Gratis! Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti