Penyebab beras sulit terpenuhi memadai



KONTAN.CO.ID -  Wakil Ketua Komisi IV DPR, Herman Khaeron menilai, kebutuhan pangan di Indonesia, khususnya beras masih sulit dipenuhi. Padahal, konsumsi pangan akan jauh lebih tinggi mengingat tingginya usia produkstif masyarakat Indonesia.

Menurut dia, ada tiga faktor utama yang mempengaruhi pemenuhan pangan di masyarakat, yaitu harga pangan, munculnya spekulan akibat adanya distrorsi harga, juga adanya sentral produksi di wilayah tertentu.

Saat ini, terdapat Harga Eceran Tertinggi (HET) yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Sayangnya, HET tersebut belum bisa memekan harga beras yang beredar. Meskipun terdapat satgas pangan yang berwenang mencabut izin pedagang, namun menurutnya masih ada pedagang yang bebas berusaha dan menawarkan harga tinggi.


"Yang di jalan-jalan itu tidak ada izinnya. Apa yang mau dicabut?" ungkapnya dalam Focus Group Discussion (FGD) Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Stabilisasi Pangan oleh Bulog, Jumat (22/9).

Penetapan HET ini juga menurutnya menyebabkan kerugian pada petani. Apalagi, jalur distribusi dari petani hingga ke konsumen cukup panjang. Sementara, dengan adanya HET, petani terpaksa tidak mampu menjual gabah dengan harga yang tinggi.

Wewenang Bulog

Faktor lain yang menentukan pemenuhan pangan bisa dilihat dari sisi kelembagaan. Menurutnya, Bulog seharusnya memiliki wewenang dalam menyerap gabah dari petani. Sementara, Bulog hanya bisa bertindak apabila ada perintah dari pemerintah.

Bahkan, saat ini Bulog tidak dapat menyerap gabah/beras mengingat Harga Pembelian Pemerintah (HPP) lebih rendah dibandingkan harga pembelian dari pedagang kepada petani.

Khaeron pun menyoroti data statistik produksi gabah di Indonesia. Pasalnya, bila data tersebut benar, maka seharusnya jkebutuhan pangan dapat terpenuhi. Bulog pun akan tidak akan terkendala dalam menyerap gabah/beras.

"Statistik memperlihatkan bahwa pangan kita berlebih. Logikanya, kalau panen gabah kering panen sebesar 79 juta ton, kalau diberaskan sekitar 45 juta ton, harusnya Bulog tidak kesulitan menyerap beras," tuturnya.

Menurut Khaeron, Bulog semestinya bertugas untuk mengelola stabilisasi pasokan dan harga pangan pokok serta mengelola distribusi dan cadangan pangan. Selain dapat memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, Bulog pun dapat menstabilkan harga melalui cadangan pangan nasional yang dapat dikeluarkan ketika terjadi peningkatkan kebutuhan pangan secara mendesak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia