KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja keuangan dua emiten rokok terbesar tidak lagi mengepul. Setelah PT HM Sampoerna Tbk (
HMSP), giliran PT Gudang Garam Tbk (
GGRM) yang menghadapi tekanan laba. Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis akhir pekan lalu, Jumat (29/10), sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini, GGRM sejatinya membukukan pendapatan Rp 92,07 triliun. Angka ini meningkat sekitar 10,43% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 83,37 triliun.
Namun, laba kotor Gudang Garam turun 20,36% secara tahunan menjadi Rp 10,39 triliun. Penurunan ini terjadi setelah GGRM mencatat kenaikan beban pokok pendapatan 16,02% secara tahunan menjadi Rp 81,67 triliun hingga September kemarin.
Baca Juga: Laba bersih turun, begini rekomendasi saham Gudang Garam (GGRM) Kenaikan biaya pita cukai, pajak pertambahan nilai (PPN), dan pajak rokok sebesar 19,88% secara tahunan sebesar Rp 70,17 triliun menjadi kontributor terbesar kenaikan beban pokok GGRM. Biaya produksi juga mengalami kenaikan, namun hanya sebesar 7,17% secara tahunan menjadi Rp 15,14 triliun.
Kenaikan beban-beban tersebut terlalu besar hingga tak mampu mengkompensasi penurunan beban lainnya seperti beban usaha yang turun 3,66% secara tahunan menjadi rp 5,33 triliun. GGRM juga mencatat penurunan beban bunga hingga 88,27% secara tahunan menjadi hanya Rp 41,57 miliar. Alhasil, laba usaha GGRM menyusut 30,33% menjadi Rp 5,32 triliun. Penurunan ini membuat GGRM membukukan laba bersih sebesar Rp 4,13 triliun, turun 26,79% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 4,13 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli