Penyebab laba Wilmar Cahaya (CEKA) turun 26,05% di kuartal I 2021



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Emiten pengolahan minyak nabati, PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk (CEKA) membukukan kinerja yang kurang memuaskan di sepanjang tiga bulan pertama tahun ini.  Lantaran peningkatan pada sisi penjualan, tidak diiringi dengan tumbuhnya laba tahun berjalan CEKA di kuartal I-2021.  

Berdasarkan laporan keuangan perseroan, Wilmar Cahaya membukukan penjualan neto sebesar Rp 1,10 triliun hingga akhir Maret 2021. Angka itu tumbuh 20,71% dari realisasi penjualan kuartal I-2020 senilai Rp 915,78 miliar. 

Pendapatan CEKA di sepanjang tiga bulan pertama 2021 meliputi penjualan domestik senilai Rp 1,05 triliun dan penjualan ekspor Rp 50,51 miliar. Keduanya mencatatkan pertumbuhan sebesar 20,55% dan 24,40% di kuartal I-2021.  


Meningkatnya penjualan neto berkontribusi terhadap membengkaknya beban pokok penjualan CEKA di kuartal pertama tahun ini. Tercatat, angka tersebut meningkat 25,37% dari semula Rp 810,71 miliar di kuartal I-2021 menjadi Rp 1,01 triliun pada periode yang sama tahun ini.

Baca Juga: Wilmar Cahaya (CEKA) targetkan penjualan dan laba tumbuh 5%-10% di tahun ini

Sehingga laba bruto CEKA mengalami penurunan sebanyak 15,15% menjadi Rp 89,14 miliar di kuartal I-2021. Padahal pada periode sama tahun lalu, CEKA masih mengantongi laba bruto hingga Rp 105,06 miliar. 

CEKA pun tak bisa menghindari peningkatan pengeluaran pada sejumlah pos beban. Seperti misalnya beban penjualan yang tercatat naik 20,43% menjadi Rp 22,62 miliar di akhir Maret lalu.

Meskipun begitu, beban umum dan administrasi tercatat menyusut 10,38% dari semula Rp 11,82 miliar di kuartal I-2020 menjadi Rp 10,59 miliar di periode sama tahun ini. 

Alhasil, CEKA hanya dapat menorehkan laba periode berjalan senilai Rp 49,06 miliar. Torehan tersebut menyusut 26,05% dibandingkan laba periode berjalan kuartal I-2020 sebesar Rp 66,35 miliar. 

Per 31 Maret 2021, Wilmar Cahaya membukukan aset sejumlah Rp 1,58 triliun dengan total liabilitas senilai Rp 270,67 miliar dan ekuitas sebesar Rp 1,30 triliun. 

Selanjutnya: Sultan Sawit Kian Tajir Walau Ada Pandemi, Pelajari Strateginya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli