Penyebab Penyakit Demensia dan Gejala-Gejalanya yang Perlu Diwaspadai



KONTAN.CO.ID - Kemampuan untuk mengingat biasanya akan menurun seiring dengan bertambahnya usia. Inilah penyebab mengapa banyak lansia yang mudah lupa atau pikun. 

Kepikunan tersebut memang lumrah namun jika terlalu sering bahkan hingga muncul gejala-gejala lain yang parah, bisa saja kepikunan tersebut mengarah pada penyakit demensia. 

Demensia Alzheimer, mengutip dari situs Kementerian Kesehatan (Kemenkes), adalah penurunan fungsi otak yang berlangsung secara progresif yang mengakibatkan gangguan berpikir, mengingat, mental, emosi dan perilaku.


Baca Juga: Segudang Makanan yang Baik Buat Kesehatan Jantung yang Baik Dikonsumsi Tiap Hari

Penyakit ini sering membuat penderitanya mengalami gangguan melakukan aktivitas sehari-hari. 

Demensia umumnya diderita oleh masyarakat lansia, namun tidak menutup kemungkinan orang yang masih mudah tidak terkena penyait ini. 

Penyebab demensia

Rusaknya sel sarah dan hubungan antar saraf otak menjadi penyebab seseorang mengalami demensia. Mengutip dari Alodokter, penyebab tersebut tergantung dengan jenis demensia yang diderita, yakni: 

Alzheimer

Hingga saat ini penyebab pasti penyakit Alzheimer belum diketahui. Namun perubahan genetik yang diturunkan dari orang tua diduga dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit ini.

Selain faktor genetik, kelainan protein dalam otak juga diduga dapat merusak sel saraf sehat dalam otak.

Demensia vaskular

Jenis demensia ini terjadi akibat gangguan pada pembuluh darah otak. Salah satu penyebab gangguan ini yakni stroke berulang. 

Selain kondisi di atas, beberapa penyebab dari demensia diantaranya: 

  • Kelainan metabolisme atau endrokrin
  • Multiple sclerosis
  • Subdural hematoma
  • Tumor otak
  • Efek samping obat, seperti obat penenang dan obat pereda nyeri
  • Kekurangan vitamin dan mineral tertentu, seperti kekurangan vitamin B1, vitamin B6, vitamin B12, vitamin E, dan zat besi dalam tubuh
Keracunan akibat paparan logam berat, pestisida, dan konsumsi minuman beralkohol

Masyarakat perlu memahami juga faktor-faktor yang meningkatkan risiko mengalami demensia, diantaranya:

  • Usia
  • Memiliki keluarga yang mengalami demensia
  • Pola makan tidak sehat
  • Jarang berolahraga
  • Kebiasaan merokok
  • Kecanduan alkohol
  • Menderita penyakit tertentu seperti down syndrome, depresi, sleep apnea, obesitas, kolesterol tinggi, hipertensi, diabetes
Baca Juga: 9 Khasiat Cuka Apel yang Jarang Diketahui, dari Turunkan Gula Darah Hingga Ketombe

Gejala-gejala demensia

Seseorang yang menderita penyakit demensia tidak serta-merta langsung pikun dan berubah sikapnya. Gejala demensia yang muncul akan memburuk seiring berjalannya waktu jika tidak ditangani dengan serius. 

Merangkum situs Kemenkes, berikut ini 10 gejala demensia yang perlu diperhatikan masyarakat.

1. Gangguan daya ingat. Gejalanya diakibatkan karena sering lupa akan kejadian yang baru saja terjadi, lupa janji, menanyakan dan menceritakan hal yang sama berulang kali, dan lupa tempat parkir dimana.

2. Sulit fokus yaitu sulit melakukan aktivitas pekerjaan sehari-hari, lupa cara memasak, mengoperasikan telepon, tidak dapat melakukan perhitungan sederhana, bekerja dengan waktu yang lebih lama dari biasanya.

3. Sulit melakukan kegiatan familiar, yaitu seringkali sulit merencanakan atau menyelesaikan tugas sehari-hari bingung cara mengemudi, sulit mengatur keuangan.

4. Disorientasi seperti bingung akan waktu (tanggal, hari-hari penting), bingung dimana mereka berada dan bagaimana mereka sampai disana, tidak tahu jalan kembali ke rumah.

5. Kesulitan memahami visuospasial yaitu sulitnya membaca, mengukur jarak, membedakan warna, membedakan sendok/garpu, tidak mengenali wajah sendiri dicermin, menabrak cermin, menuangkan air digelas namun tumpah/tidak tepat penuangannya.

6. Gejala Alzheimer dapat juga dikenali melalui gangguan berkomunikasi, yaitu kesulitan berbicara dan mencari kata yang tepat untuk menjelaskan suatu benda, seringkali berhenti di tengah percakapan dan bingung untuk melanjutkannya.

7. Menaruh barang tidak pada tempatnya dan kadang curiga ada yang mencuri atau menyembunyikan barang tersebut.

8. Salah membuat keputusan, seperti kesulitan berbicara dan mencari kata yang tepat untuk menjelaskan suatu benda seringkali berhenti ditengah jalan dan sulit untuk melanjutkan kembali.

9. Menarik diri dari pergaulan, tidak memiliki semangat ataupun inisiatif untuk melakukan aktivitas atau hobby yang biasa dinikmati, tidak terlalu semangat untuk pergi bersosialisasi.

10. Perubahan perilaku dan kepribadian, emosi berubah seara drastis, menjadi bingung, curiga, depresi, takut atau tergantung yang berlebihanpada anggota keluarga, mudah kecewa, marah dan putus asa baik di rumah maupun dalam pekerjaan.

Untuk mengetahui seseorang mengalami demensia atau tidak perlu dilakukan tindakan medis terlebih dahulu. Anda bisa melakukan pemeriksaan di Puskesmas maupun Rumah Sakit terdekat. 

Dokter akan memberikan beberapa pengobatan seperti meresepkan obat atau terapi untuk menekan agar gejala demensia tidak memburuk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News