Penyebab prospek sektor media diprediksi bullish tahun ini



KONTAN.CO.ID -   JAKARTA. Kinerja keuangan sektor media berpotensi tumbuh solid di tahun ini tersokong permintaan iklan yang meningkat. Pemirsa konten digital yang terus bertambah juga menambah tebal keuntungan sektor media di tahun-tahun yang akan datang. 

Di kuartal I-2021 beberapa emiten media berhasil memperbaiki kinerja setelah di sepanjang tahun lalu kinerja sektor ini terpuruk. PT Surya Citra Media (SCMA) catatkan pertumbuhan pendapatan 7,69% secara tahunan. Kompak, PT Elang Mahkota Teknologi (EMTK) juga catatkan pertumbuhan pendapatan hingga 20,05% secara tahunan. 

Analis Samuel Sekuritas Nashrullah Putra memproyeksikan kinerja keuangan sektor media kompak menguat di tahun ini. Jika di tahun lalu kinerja sektor ini terpuruk akibat pandemi, Nashrullah melihat pemulihan ekonomi yang mulai terjadi di tahun ini akan menaikkan belanja iklan para perusahaan yang biasa memasang iklan di sektor media. 


Begitu pun, PT Media Nusantara Citra yang hingga kini belum merilis kinerja keuangan kuartal I-2021, Nashrullah memproyeksikan MNCN akan torehkan pertumbuhan pendapatan seperti emiten lain di sektor ini. 

Baca Juga: Aset taipan di Hong Kong dibekukan, Taiwan beri peringatan kepada investor global

Untuk MNCN kinerja berpotensi tumbuh karena didukung pertumbuhan audience share yang menjadi 53% di akhir April dari 35% di Januari. "Audience share naik, pendapatan MNCN berpotensi naik dua digit di kuartal pertama tahun ini," kata Nashrullah.

Head of Research Sucor Sekuritas, Adrianus Bias Prasuryo juga memandang sektor media di tahun ini akan bullish seiring prospek perbaikan kinerja yang solid. "Perusahaan yang tahun lalu menahan pengeluaran iklan, di tahun ini sudah boleh menambah pengeluaran iklan seiring ekonomi dan mobilitas yang mulai membaik," kata Bias dalam riset. 

Bias memproyeksikan pendapatan sektor media di tahun ini tumbuh 12% secara tahunan. Angka tersebut Bias katakan cukup tinggi mengingat rata-rata pendapatan sektor media tumbuh satu digit. Namun, dari 2021 hingga 2023 rata-rata pertumbuhan pendapatan sektor media berpotensi naik ke 15,8% karena tersokong kontribusi iklan yang masuk dari konten digital. 

Baca Juga: Sederet bisnis Raffi Ahmad: Memiliki klub bola Cilegon FC hingga menjajal pasar saham

Nashrullah juga memandang platforim digital yang dimiliki emiten media akan membawa banyak tambahan keuntungan. Nashrullah juga mengatakan emiten media saat ini tengah fokus mengembangkan konten digital dan memiliki target di 2024 kontribusi konten digital bisa sebesar 50% ke pendapatan dari 20%-25% saat ini. "Mesin pendongkrak kinerja emiten media ke depan adalah iklan dari konten digital," kata Nashrullah. 

Bias menambahkan makin besar kontribusi digital, maka margin emiten media akan semakin tebal. "Pendapatan dari konten digital bisa dibilang sebagai tambahan margin profit dari sektor media dan dalam jangka panjang emiten media akan terus ekspansi di platform digital," kata Bias. 

Diantara emiten media, Bias menjagokan MNCN yang memiliki RCTI+. MNCN biasa menawarkan paket iklan free to air (FTA TV) dan iklan di RCTI+. Bias mengamati MNCN bisa lebih cepat memonitasi keuntungan. "Setiap memproduksi iklan di digital platfor langsung jadi pendapatan tanpa harus menunggu subscriber naik," kata Bias. 

Baca Juga: Kinerja mulai membaik, ini rekomendasi saham Surya Citra Media (SCMA)

Selain itu, MNCN juga diuntungkan karena memiliki lebih banyak produksi in house dari emiten media lain. Bias mencatat 70% program acara MNCN adalah produksi in house. Dengan begitu, MNCN jadi dapat menawarkan iklan non reguler yang memiliki harga lebih tinggi dari iklan reguler. "Kinerja dari iklan non reguler akan sangat baik di tahun ini selama MNCN juga mampu menjaga rating untuk terus naik ke depannya," kata Bias. 

Sementara, Bias juga merekomendasikan PT Mahaka Radio Integra (MARI) yang juga memiliki platform digital beranama NOICE. Tercatat active user NOICE bertambah dari 170.000 di Desember 2020 menjadi 560.000 hingga April. MARI menargetkan active user bertambah ke 1 juta di akhir tahun ini. 

Bias merekomendasikan beli MARI di target harga 410. Bias juga merekomendasikan beli MNCN dengan target harga Rp 1.400. Kompak, Nashrullah merekomendasikan beli MNCN di target harga Rp 1.650.

Selanjutnya: Mahaka Radio Integra (MARI) rambah segmen B2C

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli