Penyebab terjadinya fenomena La Nina serta dampaknya untuk Indonesia



KONTAN.CO.ID -  Jakarta. Fenomena La Nina akan terjadi di Indonesia menjelang akhir tahun 2021. Hal ini disampaikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Melansir dari laman www.bmkg.go.id, La Nina 2021/2022 akan berlangsung dengan intensitas lemah-sedang hingga Februari 2022. Masyarakat di berbagai wilayah di Indonesia diimbau untuk waspada dengan fenomena tersebut. 

Lalu apa itu La Nina? Bersumber dari situs oceanservice.noaa.gov, La Nina berasal dari bahasa Spanyol yang memiliki arti gadis kecil.


Fenomena ini adalah kejadian anomali global dimana ditandai dengan suhu permukaan laut (SPL) atau sea surface temperature (SST) di Samudera Pasifik tropis di bagian tengah dan timur lebih dingin dibandingkan suhu normalnya. 

Kejadian tersebut biasanya diikuti dengan pola sirkulasi Walker (sirkulasi atmosfer arah timur barat yang terjadi di sekitar ekuator) di atmosfer yang ada di atasnya berubah serta dapat mempengaruhi iklim dan cuaca secara global. 

La Nina dapat terjadi beberapa tahun sekali dan setiap kejadian bisa bertahan sekitar beberapa bulan hingga 2 tahun. 

Baca Juga: Terbaru! Bank Indonesia buka lowongan kerja 2021 di banyak posisi, ini cara daftarnya

Penyebab terjadinya La Nina

Mengutip dari Buku Tanya Jawab La Nina, El Nino dari BMKG, fenomena La Nina terjadi akibat interaksi antara permukaan laut dan atmosfer di Pasifik tropis.

Fenomena ini terjadi setelah sebelumnya terdapat penumpukan massa air di bawah permukaan Samudera Pasifik yang lebih dingin dibandingkan saat normal. 

Kemudian, angin pasat timur menguat dan menyebabkan meningkatnya upwelling atau naiknya massa air laut yang lebih dingin dari bagian dalam ke permukaan laut, di lepas pantai barat Amerika Selatan dan di sepanjang ekuator Pasifik, dan suhu permukaan laut turun di bawah normal

Suhu pada permukaan laut yang berubah mempengaruhi atmosfer yang ada di atasnya sehingga mempengaruhi perubahan suhu dan arus laut. 

Perubahan tersebut terjadi melalui mekanisme umpan balik atau feedback atmosfer-laut. Fenomena La Nina memiliki siklus rata-rata setiap 3-4 tahun dan hal tersebut akan mempengaruhi iklim dunia.

Baca Juga: Mengenal simple present tense dari pengertian, rumus, hingga contoh kalimatnya

Dampak La Nina bagi dunia dan Indonesia

Saat La Nina terjadi, fenomena tersebut akan berdampak pada pola iklim global. Di daerah tropis seperti di Indonesia, La Nina akan membuat cuaca menjadi lebih basah. 

Pada saat La Nina, beberapa wilayah di Indonesia akan terjadi peningkatan curah hujan bulanan dan musiman. 

Pada bulan Juni-Juli-Agustus, La Nina akan berdampak pada peningkatan curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia. 

Sedangkan pada bulan September-Oktober-November, peningkatan curah hujan terjadi di wilayah tengah hingga timur Indonesia. 

Pada periode Desember-Januari-Februari dan Maret-April-Mei, La Nina akan meningkatkan curah hujan di bagian timur Indonesia. 

Curah hujan saat La Nina biasanya meningkat antara 20-40 persen lebih tinggi di bandingkan saat tahun netral. 

Untuk mendeteksi La Nina para ilmuwan menggunakan berbagai alat serta teknik untuk memantau serta memprediksi perubahan suhu di Samudera Pasifik. 

Prediksi tersebut menggunakan model yang dijalankan oleh High Performance Computer atau HPC di berbagai lembaga termasuk BMKG.

Selanjutnya: Versi CWUR 2021-2022, UI dan UGM masuk daftar 2.000 kampus terbaik di dunia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News