JAKARTA. Yunani bernafas lega. Jumat (20/2) waktu Belgia, Uni Eropa memperpanjang dana talangan selama empat bulan ke Yunani. Keputusan yang diambil di Brussel, kantor pusat Uni Eropa ini demi mencegah kebangkrutan negeri para dewa. "Kami mengambil langkah penting dan memenangkan pertempuran, bukan perang," kata Alexis Tsipras, PM Yunani, dalam pidato di televisi nasional, dikutip Reuters, Sabtu (21/2). Kabar ini berimbas positif bagi pasar finansial global, termasuk Wall Street. Akhir pekan lalu, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) menguat ke 18.140,44. Perpanjangan dana talangan Yunani juga berpotensi mengerek pasar finansial Indonesia. Dua hari terakhir ada aksi profit taking karena khawatir krisis Yunani. "Dengan penyelesaian ini, IHSG kembali menguji resistance," ucap Satrio Utomo, Kepala Riset Universal Broker Indonesia, Ahad (22/2).
Hitungannya, support IHSG di 5.350, sementara resistance pertama 5.450 dan kedua 5.500. Satrio melihat, pemodal lokal kurang percaya diri. Padahal, asing terus merangsek. Sejak awal tahun ini hingga akhir pekan lalu, asing mencatatkan net buy Rp 7,44 triliun di Bursa Efek Indonesia. Dana panas (hot money) itulah yang mengerek IHSG. Analis Investa Saran Mandiri Hans Kwee melihat sebelum Uni Eropa dan Yunani bersepakat, pasar saham dunia melambat. Kesepakatan itu mengembuskan sentimen positif ke bursa saham, termasuk pasar modal domestik. Ia memprediksi, IHSG berpeluang menguat ke 5.450-5.470 di awal pekan ini. Apalagi, perpanjangan bailout Yunani bertepatan munculnya kabar baik dari dalam negeri, seperti penurunan BI rate. Satrio memprediksi, IHSG di akhir tahun ini di 6.100-6.350. Adapun proyeksi Hans, IHSG berakhir di 6.000-6.200.