Penyelesaian Obligasi FREN Belum Pasti



JAKARTA. Agaknya negosiasi untuk menyelesaikan surat utang atau obligasi rupiah PT Mobile-8 Telecom Tbk masih bakal berlarut-larut. Manajemen emiten yang memiliki kode saham FREN itu sejauh ini belum menemukan kata sepakat dengan para pemegang obligasi tersebut.

Sebelumnya, para pemegang obligasi rupiah FREN meminta manajemen FREN untuk menambah jaminan obligasi tersebut, dari 110% menjadi 130% dari nilai pokok obligasi. Mereka memberi waktu kepada manajemen FREN sampai Senin ini (16/2) untuk memberi keputusan.

Tetapi, naga-naganya, manajemen perusahaan telekomunikasi itu masih keberatan dengan permintaan pemegang obligasi itu. FREN masih tetap menawarkan skema restrukturisasi dalam satu paket.


Direktur Keuangan Mobile-8 Telecom Anthony Chandra Kartawiria mengakui, sampai saat ini belum ada keputusan apapun dari manajemen FREN untuk penyelesaian obligasi rupiah ini. "Kami masih menunggu pembicaraan selanjutnya," ujarnya ke KONTAN, kemarin (15/2).

FREN tetap berharap pemegang obligasi rupiah bisa menerima tawaran restrukturisasi obligasi dalam satu paket. Hanya saja, Anthony tak mau menyebutkan paket restrukturisasi obligasi FREN itu. "Pokoknya satu paket penyelesaian," paparnya.

Namun, sebelumnya FREN pernah menawarkan opsi konversi obligasi menjadi kepemilikan saham FREN untuk para pemegang obligasinya. Tapi, FREN juga sempat menyatakan siap menambah jaminan hingga 130% dari nilai pokok obligasi.

Berharap segera tuntas

Pemegang obligasi rupiah FREN sendiri berharap masalah ini segera tuntas. Bank Central Asia (BBCA), misalnya, sudah melakukan pembicaraan dengan manajemen FREN guna penyelesaian obligasi ini.

Hanya saja, sampai sekarang keduanya belum mencapai titik temu. "Sekarang masih dalam proses penyelesaian," kata Wakil Direktur Utama BCA Jahja Setiadmadja, akhir pekan lalu. Kabarnya BCA menggenggam obligasi FREN senilai Rp 100 miliar.

Dalam pertemuan dengan manajamen FREN, BCA sudah menawarkan opsi penyelesaian. Cuma, Jahja enggan menyebutkan tawaran BCA itu. "Karena dalam proses belum bisa di buka untuk publik," cetusnya.

Sekadar kilas balik, FREN menerbitkan obligasi rupiah senilai Rp 675 miliar Maret 2007. Obligasi ini baru akan jatuh tempo pada tahun 2012. FREN menawarkan bunga obligasi 12,375% per tahun yang dibayarkan setiap tiga bulan.

Jaminan obligasi rupiah ini berupa perangkat infrastruktur telekomunikasi FREN senilai 110% dari nilai obligasi. Salah klausul penerbitan obligasi rupiah mencantumkan klausul cross default dengan obligasi dolar terbitan FREN senilai US$ 100 juta.

FREN melego obligasi dolar itu lewat Mobile-8 Telecom Finance Company BV. Masalah mulai muncul setelah lembaga peringkat seperti Moody's dan Standard& Poor's menurunkan rating obligasi FREN dalam mata uang dolar AS.

Penurunan peringkat itu tentu saja membuat pemegang obligasi rupiah khawatir, FREN tak akan sanggup membayar atau default obligasi yang mereka pegang. Makanya mereka meminta tambahan jaminan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie