Penyelesaian Utang BNBR Kian Berbelit



JAKARTA. Penyelesaian utang PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) semakin berliku dan membingungkan. Perusahaan investasi dari grup Bakrie tersebut akan menerbitkan convertible bond (obligasi konversi) senilai Rp 4,26 triliun. Penerbitan obligasi konversi ini bertujuan untuk menebus utang mereka kepada Northstar Pacific Partners Ltd yang telah mengambil alih piutang Oddickson Finance kepada BNBR yang masih tersisa sebesar US$ 575 juta.

"Penerbitan convertible bond hanya diperuntukkan untuk Northstar saja," terang Direktur Keuangan BNBR, Yuanita Rohali, di Jakarta, Rabu (14/1). Selanjutnya ia mengatakan bahwa obligasi konversi itu sendiri akan selesai pada minggu-minggu ini.

Tetapi tentu saja penerbitan obligasi konversi tersebut memiliki tujuan khusus, yaitu memboyong kembali saham-saham grup Bakrie yang kini dikuasai Northstar. Aset-aset yang kini dikuasai Northstar tersebut adalah 14,98% saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI), 11,92% saham PT Bakrieland Development Tbk (ELTY), 43,20% saham PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), 8,03% saham PT Bakrie Sumatra Plantations Tbk (UNSP) dan 24,86% saham PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL).


Khusus untuk saham BUMI, BNBR dan Northstar telah sepakat membentuk perusahaan patungan yang akan mengurus saham tersebut. Singkatnya, keempat saham grup Bakrie yaitu ELTY, ENRG, UNSP dan BTEL yang kini dikuasai Northstar akan kembali ke pangkuan BNBR.

Namun akselerasi BNBR tidak berhenti sampai disitu saja. Sesuai namanya, obligasi konversi ini nantinya akan ditukar dengan sejumlah kepemilikan saham di BNBR. Mekanisme yang akan mereka pakai adalah melalui penerbitan saham baru (rights issue) tanpa hak memesan efek terlebih dahulu. Jumlah right issue yang akan mereka terbitkan pun setara dengan jumlah obligasi konversi sebesar Rp 4,26 triliun.

Manajemen BNBR sendiri menargetkan penerbitan right issue sekitar bulan Mei 2009. "Mei itu target setelah kita melakukan kesepakatan dengan Northstar," tegas Yuanita. Harga saham BNBR dalam rights issue itu nantinya diperkirakan sebesar Rp 100-110 per saham. Walhasil, Northstar nantinya akan memiliki saham BNBR sekitar 30%-31%.

Siap bayar repo

Selanjutnya BNBR juga telah menyiapkan pembayaran repurchase agreement (repo) kepada PT Sarijaya Securities, PT Dinar Securities, PT PNM Invesment dan PT Recapital Securities. Jumlah repo kepada keempat institusi itu sebesar Rp 336,8 miliar. "Kita sudah persiapkan dananya dari kas dan pinjaman," imbuh Yuanita.

Semua langkah BNBR ini dinilai oleh Presiden Direktur PT Finan Corpindo Nusa, Edwin Sinaga sebagai sebuah langkah yang membuat investor makin bingung. "Masalahnya makin complicated dan tidak transparan," ujar Edwin. Oleh sebab itulah, Edwin menyarankan investor untuk mengambil sikap wait and see menunggu keadaan selanjutnya.

Namun pengamat pasar modal, David Cornelis justru menyarankan investor melepas saham BNBR. "Silahkan liat saham-saham yang lain saja," katanya. Ia enggan memberikan komentar lebih lanjut mengenai harga wajar saham BNBR saat ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie