JAKARTA. Penyerapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2015 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera) baru mencapai Rp 13,98 triliun atau 12,83% dari total APBN 2015 yang dialokasikan untuk kementerian tersebut sebesar Rp 117,8 triliun. Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono di sela-sela rapat kerja gabungan pembahasan anggaran di Komisi V DPR, Jakarta, mengatakan pihaknya menargetkan hingga akhir Juni 2015, anggaran bisa terserap hingga 15%. "Penyerapan anggaran sekarang Rp 13,98 triliun, prosentase 12,83% dan kita coba upayakan akhir Juni target kita 15%," katanya, Rabu (24/6). Meskipun penyerapan anggaran lambat, Basuki mengatakan pihaknya telah mengajukan tambahan APBN 2016 Rp 30,8 triliun atau menjadi Rp 126,18 triliun yang sebelumnya, disetujui pagu indikatif oleh Kementerian Keuangan untuk Kemenpupera pada APBN 2016 sebesar Rp 102,55 triliun. "Itu strategi bagaimana kita bisa meyakinkan Badan Anggaran, di samping dengan proyeksi, kita bisa meyakinkan juga dengan kontrak berapa banyak, sisa tender berapa," katanya. Basuki mengatakan proses lelang proyek bisa dimulai pada 16 Agustus mendatang apabila pagu indikatifnya sudah ada, sehingga proyeksi alokasi anggaran bisa diperkirakan, termasuk untuk proyek multiyears. Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal Taufik Widjoyono mengatakan perlambatan penyerapan anggaran dipengaruhi juga dengan perubahan nomenklatur kementerian serta Daftar Isian Perencanaan Anggaran (DIPA) baru diteken pada Mei lalu. "Tahun depan kita harus mulai dari Januari, karena teken kontrak itu enggak bisa dilakukan kalau tidak ada Dipa," katanya. Dia menargetkan bisa menyerap anggaran paling tidak lima persen di awal tahun depan, baik dari proyek multiyears, belanja pegawai dan lainnya. "Tahun sekarang memang tinggi penyerapan di ujung. Kami harap tahun depan bisa lebih 'smooth' (rapi) kurvanya," katanya. Dibandingkan penyerapan anggaran hingga Juni 2014 yang mencapai 25%, penyerapan tahun ini dalam periode yang sama jauh lebih lambat. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Penyerapan anggaran Kemenpupera baru 12,83%
JAKARTA. Penyerapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2015 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera) baru mencapai Rp 13,98 triliun atau 12,83% dari total APBN 2015 yang dialokasikan untuk kementerian tersebut sebesar Rp 117,8 triliun. Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono di sela-sela rapat kerja gabungan pembahasan anggaran di Komisi V DPR, Jakarta, mengatakan pihaknya menargetkan hingga akhir Juni 2015, anggaran bisa terserap hingga 15%. "Penyerapan anggaran sekarang Rp 13,98 triliun, prosentase 12,83% dan kita coba upayakan akhir Juni target kita 15%," katanya, Rabu (24/6). Meskipun penyerapan anggaran lambat, Basuki mengatakan pihaknya telah mengajukan tambahan APBN 2016 Rp 30,8 triliun atau menjadi Rp 126,18 triliun yang sebelumnya, disetujui pagu indikatif oleh Kementerian Keuangan untuk Kemenpupera pada APBN 2016 sebesar Rp 102,55 triliun. "Itu strategi bagaimana kita bisa meyakinkan Badan Anggaran, di samping dengan proyeksi, kita bisa meyakinkan juga dengan kontrak berapa banyak, sisa tender berapa," katanya. Basuki mengatakan proses lelang proyek bisa dimulai pada 16 Agustus mendatang apabila pagu indikatifnya sudah ada, sehingga proyeksi alokasi anggaran bisa diperkirakan, termasuk untuk proyek multiyears. Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal Taufik Widjoyono mengatakan perlambatan penyerapan anggaran dipengaruhi juga dengan perubahan nomenklatur kementerian serta Daftar Isian Perencanaan Anggaran (DIPA) baru diteken pada Mei lalu. "Tahun depan kita harus mulai dari Januari, karena teken kontrak itu enggak bisa dilakukan kalau tidak ada Dipa," katanya. Dia menargetkan bisa menyerap anggaran paling tidak lima persen di awal tahun depan, baik dari proyek multiyears, belanja pegawai dan lainnya. "Tahun sekarang memang tinggi penyerapan di ujung. Kami harap tahun depan bisa lebih 'smooth' (rapi) kurvanya," katanya. Dibandingkan penyerapan anggaran hingga Juni 2014 yang mencapai 25%, penyerapan tahun ini dalam periode yang sama jauh lebih lambat. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News