Penyerapan beras oleh Bulog Sulteng masih nihil



PALU. Perum Bulog Sulawesi Tengah hingga kini masih sulit menyerap beras produksi petani di daerah tersebut. Alasan mereka, permintaan harga dari produsen cukup tinggi.

"Tidak mungkin kami membeli mengikuti harga yang berlaku saat ini di tingkat produsen berkisar Rp 8.200 - Rp 8.400 per kilogram," kata Kepala Bidang Pelayanan Publik Bulog setempat, Abdul Gani B Karnae di Palu, Kamis (14/4).

Ia mengatakan Bulog membeli beras dari petani dengan harga Rp 7.300 per kg.


Harga tersebut mengacu kepada standar harga yang ditetapkan pemerintah melalui Inpres Nomor 5 Tahun 2015.

"Kami sudah keliling sentra-sentra produksi yang lagi panen, tetapi harga beras tetap masih jauh di atas harga pembelian pemerintah (HPP)," kata dia.

Gani berharap, harga beras bisa turun pada panen raya serentak sekitar Mei - Juni mendatang. Jika tidak, Bulog tidak akan mungkin merealisasi pembelian sesuai yang ditargetkan.

Namun Bulog tetap punya persiapan andai harga beras dari petani Sulteng tetap tinggi. Untuk mengamankan stok beras, Bulog akan mendatangkan dari gudang Bulog wilayah lain yang surplus stok.

Stok beras di Sulteng saat ini, kata dia, masih memadai meski penerimaan masih nihil. Beberapa waktu lalu, Sulteng mendapat pasokan beras dalam jumlah memadai dari Bulog Jatim.

"Soal stok beras yang ada di gudang Bulog Sulteng cukup untuk memenuhi kebutuhan penyaluran selama beberapa bulan ke depan," katanya.

Sulteng targetkan pengadaan beras di Sulteng pada musim panen (MP) 2016 ini sebanyak 42.000 ton yang terdiri atas 40.000 ton pengadaan PSO dan sisanya 2.000 ton beras komersil.

Realisasi pengadaan beras di Sulteng hingga memasuki pekan ketiga April 2016 ini masih nihil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia