JAKARTA. Operasi pasar (OP) beras yang dilakukan pemerintah dalam minggu-minggu ini ternyata tidak mencapai penyerapan yang mengembirakan. Sampai kemarin, realisasi penyerapan operasi pasar baru mencapai 90 ton.Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurthi mengatakan sampai saat ini OP sudah dilakukan di Yogyakarta, NTB, Jakarta, dan Jayapura. Untuk Banten dan Sulawesi baru akan melakukan operasi pasar dalam waktu dekat ini. “Ternyata OP sedikit serapannya, itu menunjukkan di masyarakat ada stok beras yang cukup,” kata Bayu di Jakarta, hari ini.Karena penyerapan OP langsung ke masyarakat di daerah penyerapan cukup rendah, pemerintah akan membuka opsi penjualan beras OP ke pasar induk. Hal itu dilakukan untuk menjaga pasokan beras di tingkat grosir tetap mencukupi. Bayu mengatakan, pemerintah akan menguyur Pasar Induk Beras Cipinang setiap hari sekitar 1.000 ton, di mana rata-rata pasokan beras ke pasar itu sebesar 2.500 ton hingga 3.000 ton. Ia menambahkan, faktor yang membuat harga beras menjadi naik dan mempengaruhi penyerapan OP adalah kenaikan harga pembelian pemerintah (HPP) untuk beras dan gabah di awal Januari 2010 lalu. Selain itu gangguan transpotasi karena ombak di beberapa pulau yang cukup tinggi. Mundurnya musim tanam, membuat sekitar 10-15% panen padi di Indonesia mundur juga sehingga membuat harga beras di beberapa daerah naik. “Dari pantauan daerah di Jateng, Jatim, Jabar akan segera panen awal dan pertengahan Februari 2010 sehingga akan semakin menstabilkan harga beras,” katanya. Ia menambahkan, masuknya masa panen di Februari 2010 membuat pemerintah waspada karena dikhawatirkan pada April dan Mei 2010 akan terjadi penumpukan beras dan menekan harga kebawah. “Sudah 4-5 hari harga tertahan dan kalau bisa beranjak turun karena dalam sebulan terakhir naik Rp 1.000 maka kalau bisa turun sekitar Rp 500-1000 per kilogram,” katanya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Penyerapan Beras Operasi Pasar masih Rendah
JAKARTA. Operasi pasar (OP) beras yang dilakukan pemerintah dalam minggu-minggu ini ternyata tidak mencapai penyerapan yang mengembirakan. Sampai kemarin, realisasi penyerapan operasi pasar baru mencapai 90 ton.Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurthi mengatakan sampai saat ini OP sudah dilakukan di Yogyakarta, NTB, Jakarta, dan Jayapura. Untuk Banten dan Sulawesi baru akan melakukan operasi pasar dalam waktu dekat ini. “Ternyata OP sedikit serapannya, itu menunjukkan di masyarakat ada stok beras yang cukup,” kata Bayu di Jakarta, hari ini.Karena penyerapan OP langsung ke masyarakat di daerah penyerapan cukup rendah, pemerintah akan membuka opsi penjualan beras OP ke pasar induk. Hal itu dilakukan untuk menjaga pasokan beras di tingkat grosir tetap mencukupi. Bayu mengatakan, pemerintah akan menguyur Pasar Induk Beras Cipinang setiap hari sekitar 1.000 ton, di mana rata-rata pasokan beras ke pasar itu sebesar 2.500 ton hingga 3.000 ton. Ia menambahkan, faktor yang membuat harga beras menjadi naik dan mempengaruhi penyerapan OP adalah kenaikan harga pembelian pemerintah (HPP) untuk beras dan gabah di awal Januari 2010 lalu. Selain itu gangguan transpotasi karena ombak di beberapa pulau yang cukup tinggi. Mundurnya musim tanam, membuat sekitar 10-15% panen padi di Indonesia mundur juga sehingga membuat harga beras di beberapa daerah naik. “Dari pantauan daerah di Jateng, Jatim, Jabar akan segera panen awal dan pertengahan Februari 2010 sehingga akan semakin menstabilkan harga beras,” katanya. Ia menambahkan, masuknya masa panen di Februari 2010 membuat pemerintah waspada karena dikhawatirkan pada April dan Mei 2010 akan terjadi penumpukan beras dan menekan harga kebawah. “Sudah 4-5 hari harga tertahan dan kalau bisa beranjak turun karena dalam sebulan terakhir naik Rp 1.000 maka kalau bisa turun sekitar Rp 500-1000 per kilogram,” katanya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News