Penyerapan Capex Siantar Top (STTP) Masih Mini, Begini Kata Manajemen



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan indusri makanan ringan, PT Siantar Top Tbk (STTP) tercatat masih rendah menyerap belanja modal atau capital expenditure (capex) perseroan hingga jelang tutup tahun ini. 

Seperti diketahui, Siantar Top menganggarkan capex tahun 2023 sebesars Rp 430 miliar. Namun sejauh ini baru terbesar 10% saja.

Pembelaan pun muncul dari Direktur Utama STTP, Armin. Ia mengatakan dana capex yang terpakai memang kecil. Dimana fokusnya adalah untuk pembelian beberapa mesin baru, pembelian investasi dan ada pula untuk pembangunan gedung baru serta modal kerja. 


“Sudah terpakainya ya, tapi masih kecil. Kita ada pembelian mesin, tapi pembeliannya baru uang muka saja. Jadi, per-kuartal II kita hitung lebih kurang sudah terpakai 10%,” katanya saat dihubungi Kontan, Senin (09/10).

Baca Juga: Ada Risiko Harga Gandum Naik, Siantar Top (STTP) Buka Opsi Kerek Harga Jual

“Dan kita ada rencana juga bagi dividen. Tapi kita harus lihat lagi, kita lihat situasinya,” tambahnya. 

Kemudian, terkait penjualan, Armin mengatakan pada semester I-2023 kemarin penjualan perseroan tumbuh sekitar 4% dibanding periode yang sama year on year (yoy) tahun lalu. 

Jika merujuk pada laporan keuangan STTP, penjualan semester I-2023 memang mengalami kenaikan menjadi Rp 2,34 triliun dibandingkan periode sama 2022 yang sebesar Rp 2,24 triliun.

 
STTP Chart by TradingView

Penjualan ini dibagi menjadi beberapa wilayah. Yang pertama adalah penjualan daerah Sidoarjo dengan nilai Rp 1,18 triliun. Kemudian penjualan di daerah Bekasi senilai Rp 553,76 miliar, lalu di daerah Medan senilai Rp 235 miliar dan penjualan ekspor di kawasan Asia dan Timur Tengah senilai Rp 368 miliar.  

Armin menambahkan, selama tahun 2023, selain tetap meluncurkan beberapa produk baru, perseroan juga lebih fokus pada penambahan kapasitas produksi.

Baca Juga: Perkuat Kinerja, Siantar Top (STTP) Gelontorkan Capex Rp 430 Miliar Tahun Ini

“Jadi 2023 ini kita ada penambahan kapasitas produksi aja. Tambahan kapasitas produksi itu sekitar 20%-30%,” kata Armin. 

Dengan bertambahnya kapasitas produksi di 2023, otomatis perseroan membutuhkan gedung baru untuk menampung produk-produk. Oleh karena itu, salah satu penggunaan capex adalah dengan membuat gedung baru.

Editor: Noverius Laoli