JAKARTA. Pemerintah menyatakan, pencairan pinjaman luar negeri untuk pengembangan Regional Road Development Project (RRDP) di empat provinsi sejauh ini belum maksimal. Pinjaman luar negeri untuk RRDP berasal dari Asian Development Bank (ADB) sebesar US$ 180 juta untuk Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Jawa Timur, dan Islamic Developmet Bank (IDB) US$ 65 juta untuk Jawa Tengah. Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Djoko Murjanto mengatakan, dana pinjaman ini diperuntukkan untuk membenahi jalan total sepanjang 470 kilometer (km), seperti jalan lintas selatan Jawa Tengah dan Jawa Timur, serta jalan lintas tengah Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur hingga perbatasan dengan Malaysia. "Nilai pinjaman US$ 245 juta dalam jangka waktu 4 tahun, dari Mei 2012-Agustus 2016," ungkap Djoko, Rabu (12/2). Menurut Djoko, sampai saat ini penyerapan dana pinjaman ini masih sekitar 15% karena banyak prosedur dan persyaratan yang belum dilakukan, seperti penyelesaian uji kelayakan (feasibility study). Meski penyerapannya rendah, tapi ia memastikan bahwa semua proses pembangunan RRDP masih sesuai jadwal dan tak ada kemunduran waktu. "Tugas kami saat ini harus segera mempercepat proses pencairannya dan menyelesaikan feasibility study," katanya. Salah satu upayanya adalah dengan meneken kontrak pembentukan Core Team Consultants (CTC) untuk proyek tersebut senilai US$ 1,311 juta atau senilai Rp 21,4 miliar. CTC merupakan tim konsultan yang membantu Projek Manajemen Unit (PMU) untuk memastikan kelayakan proyek ini.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Penyerapan pinjaman ADB untuk jalan baru 15%
JAKARTA. Pemerintah menyatakan, pencairan pinjaman luar negeri untuk pengembangan Regional Road Development Project (RRDP) di empat provinsi sejauh ini belum maksimal. Pinjaman luar negeri untuk RRDP berasal dari Asian Development Bank (ADB) sebesar US$ 180 juta untuk Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Jawa Timur, dan Islamic Developmet Bank (IDB) US$ 65 juta untuk Jawa Tengah. Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Djoko Murjanto mengatakan, dana pinjaman ini diperuntukkan untuk membenahi jalan total sepanjang 470 kilometer (km), seperti jalan lintas selatan Jawa Tengah dan Jawa Timur, serta jalan lintas tengah Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur hingga perbatasan dengan Malaysia. "Nilai pinjaman US$ 245 juta dalam jangka waktu 4 tahun, dari Mei 2012-Agustus 2016," ungkap Djoko, Rabu (12/2). Menurut Djoko, sampai saat ini penyerapan dana pinjaman ini masih sekitar 15% karena banyak prosedur dan persyaratan yang belum dilakukan, seperti penyelesaian uji kelayakan (feasibility study). Meski penyerapannya rendah, tapi ia memastikan bahwa semua proses pembangunan RRDP masih sesuai jadwal dan tak ada kemunduran waktu. "Tugas kami saat ini harus segera mempercepat proses pencairannya dan menyelesaikan feasibility study," katanya. Salah satu upayanya adalah dengan meneken kontrak pembentukan Core Team Consultants (CTC) untuk proyek tersebut senilai US$ 1,311 juta atau senilai Rp 21,4 miliar. CTC merupakan tim konsultan yang membantu Projek Manajemen Unit (PMU) untuk memastikan kelayakan proyek ini.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News