Penyerapan pinjaman tak optimal, Bappenas salahkan kementerian/lembaga



JAKARTA. Penyerapan pinjaman tidak optimal. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyatakan salah satu penyebabnya karena persiapan dan persyaratan yang dipenuhi kementerian/lembaga tidak maksimal.Direktur Pendayagunaan Pendanaan Pembangunan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)Benny Setiawan mengatakan ada dua faktor penyebab lambatnya penyerapan pinjaman itu. Pertama, skema waktu penyerapan pinjaman dari kementerian/lembaga (K/L) yang tidak diperhitungkan dengan matang. "Bisa terlalu optimis, bisa pula tidak sesuai perhitungan," katanya, Jumat (7/1).Kedua, persyaratan yang tidak mudah dipenuhi sehingga berdampak pada pencairan pinjaman. “Hampir di setiap K/L terbentur persoalan itu. Dalam setiap evaluasi, kami selalu genjot agar lebih maksimal,” tandasnya.Hingga kuartal ketiga 2010, Benny mengatakan, sedikitnya ada 148 proyek yang dibiayai dengan skema pinjaman dan penyerapannya tengah dipantau pemerintah. Ia mengatakan, sejumlah proyek itu masih mengalami evaluasi sebab ada beberapa yang mangkrak dan tidak terselesaikan. Dari sisi lembaga pendonor, Bappenas mencatat JICA masih tercatat sebagai lembaga tertinggi memberikan pinjaman kepada Indonesia. JICA mengucurkan pinjaman sebesar US$10 miliar atau sekitar 47%, Bank Dunia 16%-17%, dan ADB sekitar 12%dari total pinjaman. Total keseluruhan sekitar US$ 21 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Edy Can