JAKARTA. Penyerapan utang luar negeri masih lelet. Berdasarkan data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sampai dengan akhir Maret lalu, realisasi utang luar negeri baru mencapai 18% dari pagu pinjaman luar negeri yang direncanakan dalam APBN-P 2015. Pemerintah melalui APBN-P 2015 berencana menarik pinjaman luar negeri senilai Rp 48 triliun. Pinjaman tersebut terduri dari dua jenis. Pertama, senilai Rp 7 triliun berupa pinjaman program. Sementara itu yang ke dua, senilai Rp 41 triliun berupa pinjaman proyek. "Tapi sampai akhir Maret realisasinya baru mencapai 18%," kata Sofjan Djalil, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian di Jakarta Rabu (15/5).
Penyerapan utang luar negeri masih lelet
JAKARTA. Penyerapan utang luar negeri masih lelet. Berdasarkan data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sampai dengan akhir Maret lalu, realisasi utang luar negeri baru mencapai 18% dari pagu pinjaman luar negeri yang direncanakan dalam APBN-P 2015. Pemerintah melalui APBN-P 2015 berencana menarik pinjaman luar negeri senilai Rp 48 triliun. Pinjaman tersebut terduri dari dua jenis. Pertama, senilai Rp 7 triliun berupa pinjaman program. Sementara itu yang ke dua, senilai Rp 41 triliun berupa pinjaman proyek. "Tapi sampai akhir Maret realisasinya baru mencapai 18%," kata Sofjan Djalil, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian di Jakarta Rabu (15/5).