Penyewaan menara naik, ini rekomendasi saham Tower Bersama Infrastructure (TBIG)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Samuel Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli untuk saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG). Target harga TBIG bahkan dinaikkan dari Rp 1.145 per saham menjadi Rp 1.490 per saham.

Dalam riset tanggal 4 Agustus 2020, Analis Samuel Sekuritas Yosua Zisokhi mengatakan, target harga tersebut merefleksikan 11,9x EV/EBITDA tahun 2021. Per perdagangan Kamis (6/8), harga TBIG berada di level Rp 1.305 per saham atau naik 6,10% secara year to date (ytd).

Yosua turut menaikkan prediksi kinerja keuangan Tower Bersama Infrastructure untuk tahun 2020. Dari segi pendapatan, proyeksinya dinaikkan sebesar 5,2%, dari Rp 4,98 triliun menjadi Rp 5,24 triliun.


Baca Juga: Anak Usaha Saratoga Jual 175 Juta Saham TBIG

Kemudian, Yosua menaikkan prediksi EBITDA sebesar 6,6% menjadi Rp 4,16 triliun dari sebelumnya Rp 3,9 triliun. Sementara itu, proyeksi laba bersih dinaikkan 21,4% dari Rp 860 miliar menjadi Rp 1,04 triliun.

Hal ini seiring dengan realisasi kontrak penyewaan baru TBIG pada semester 1-2020 yang telah melebihi atau setara 101,8% dari target Samuel Sekuritas untuk tahun 2020. Berdasarkan catatan Kontan.co.id, TBIG berhasil menambahkan penyewaan kotor sebanyak 2.517 yang terdiri dari 370 menara telekomunikasi dan 2.147 kolokasi pada setengah tahun pertama 2020. "Tingginya kolokasi didukung upaya operator telekomunikasi untuk menambah jangkauan dan kapasitas jaringannya di masa PSBB," tutur Yosua dalam riset, Selasa (4/8).

Memang, merujuk laporan keuangan TBIG per Juni 2020, lima pelanggan terbesar TBIG kompak mencatatkan kenaikan sewa menara. Peningkatan sewa tertinggi ditorehkan oleh PT Hutchison 3 Indonesia, yakni sebesar 72,88% secara year on year (yoy) menjadi Rp 370,16 miliar.

Baca Juga: TOWR vs TBIG, pilih yang mana?

Disusul oleh PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) yang membukukan peningkatan sewa sebesar 42,4% yoy menjadi Rp 172,36 miliar.  Selanjutnya, sewa menara oleh PT Indosat Tbk (ISAT) naik 11,48% yoy ke Rp 550,88 miliar, PT XL Axiata Tbk (EXCL) tumbuh 5,88% yoy menjadi Rp 442,3 miliar, dan PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel) lebih tinggi 1,77% yoy menjadi Rp 1,02 triliun.

"Untuk ke depannya, kami menilai pertumbuhan tinggi penyewaan TBIG akan terus berlanjut hingga akhir tahun 2020," ucap Yosua. Pada semester kedua 2020, ia memproyeksi penyewaan TBIG bakal bertambah lebih dari 1.080 unit yang terdiri dari 330 menara baru dan 750 kolokasi.

Kenaikan kontrak baru ini sejalan dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap akses data karena kebijakan work from home (WFH), sekolah jarak jauh, serta aktivitas belanja online. Yosua memperkirakan, kontrak akan lebih banyak berasal dari Indosat dan XL Axiata yang masih belum banyak menambah kontrak penyewaan baru.

Baca Juga: Tower Bersama Infrastructure (TBIG) serap capex Rp 1 triliun pada paruh pertama 2020

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati