JAKARTA. PT Penzstar Panca Persada menargetkan bisa menjual 6 juta liter pelumas di per tahun. Selain bermain dari segmen pasar industri, perusahaan juga mulai merambah ke pasar ritel.

Direktur Utama Penzstar, Teddy Harijono bilang, pasar pelumas domestik masih sangat potensial. Menurutnya, permintaan pelumas akan terus meningkat seiring bertambahnya jumlah kendaraan bermotor. Karenanya, Teddy bilang perusahaan juga ingin menggenjot penjualan oli merek Penzstar ke pasar ritel.

Menurut Teddy, pelumas produksi Penzstar menggunakan teknologi hydrotreat G-II yang menghasilkan pelumas lebih jernih, dan memiliki kandungan sulfur serta tingkat penguapan lebih rendah. "Ini akan cocok dengan kondisi tropis di Indonesia," katanya akhir pekan lalu.

Di pasar ritel, Teddy bilang, Penzstar sudah melakukan penetrasi pasar di Sumatra, Jawa, Bali, Sulawesi, dan Kalimantan. Kini, perusahaan juga tengah menyiapkan diri untuk merambah ke pasar di wilayah lainnya.

Dengan strategi ini, Teddy menargetkan penjualan pelumas Penzstar di pasar ritel bisa mengontribusi 40% dari target penjualan tahun ini. Sedangkan 60% akan dikontribusi oleh penjualan pelumas di pasar industri.

Catatan saja, Sejak 2009 Penzstar berfokus ke pasar pelumas industri. Nah, "Kini kami ingin serius menggarap pasar ritel," ujar Teddy.

Di segmen industri, Penzstar fokus menggarap pelumas untuk mesin produksi diesel, transmisi, dan hidrolik. Penzstar memiliki beberapa varian produk untuk pasar industri antara lain Hydra Track 68, HydraFluid 32.46.68.100, Therma Heat Trans 32, Maxol Gear 150.220.320.460 untuk mesin-mesin industri umum.

Sedangkan Supreme Platinum 15W-40, Supreme Gold 15W-40, Supreme Life 10,30,40 banyak digunakan untuk mesin diesel. Produk Supreme Platinum 15W-40 CI-4, HydraFluid, HTO 32 untuk kebutuhan mesin genset, marine, pabrik baja, pabrik kaleng minuman, perkapalan, alat berat, pabrik kayu dan pabrik marmer.

Sementara untuk pasar otomotif terdiri dari beberapa varian seperti 2T, 4T 20W-50, Matic 20W-40, SUV MPV 10W-40, GTP 20W-50 dan Gear Oil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi