Pep Guardiola vs Arsenal: Rivalitas Makin Memanas Pasca Bentrok di Etihad Stadium



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertandingan Premier League antara Manchester City dan Arsenal akhir pekan lalu meninggalkan tensi tinggi di antara kedua tim.

Skor imbang 2-2 di Etihad Stadium bukan hanya soal persaingan di klasemen, tetapi juga melibatkan insiden-insiden panas di lapangan yang semakin mengobarkan rivalitas antara Pep Guardiola dan Mikel Arteta.

Insiden Haaland dan Gabriel: Awal Konflik di Lapangan

Salah satu momen yang paling mencuri perhatian adalah ketika striker City, Erling Haaland, melemparkan bola ke kepala bek Arsenal, Gabriel, setelah gol penyama kedudukan di menit-menit akhir.


Tindakan Haaland tersebut memicu perdebatan di kalangan pengamat sepak bola, dengan banyak pihak menilai bahwa Haaland seharusnya diberi sanksi. Namun, insiden ini hanyalah puncak gunung es dari pertempuran fisik dan psikologis yang terjadi di lapangan.

Baca Juga: Emiliano Martinez Dilarang Bermain oleh FIFA karena Perilaku Ofensif

Bek Arsenal asal Brasil, Gabriel, memberikan pandangannya setelah pertandingan, mengatakan, "Ini adalah pertempuran, perang. Jadi wajar saja jika ada tindakan provokatif di sepak bola, itu adalah bagian dari permainan.

Sekarang ini sudah berakhir dan kami menunggu mereka di kandang kami." Ucapan Gabriel tersebut seolah menegaskan bahwa rivalitas antara kedua tim tidak akan berhenti sampai di sini.

"Kau Ingin Perang? Sekarang Kita Berperang" – Guardiola Membalas

Menanggapi komentar Gabriel dan berbagai insiden yang terjadi selama pertandingan, Pep Guardiola tidak tinggal diam. Dalam konferensi pers pada hari Jumat, Guardiola dengan tegas menyatakan, "Kau ingin perang? Sekarang kita berperang."

Pernyataan ini menunjukkan bahwa Guardiola merasa timnya telah diprovokasi oleh Arsenal dan siap untuk merespons lebih keras di pertemuan berikutnya.

Guardiola juga menyoroti apa yang ia anggap sebagai taktik "dark arts" yang digunakan oleh Arsenal untuk mempertahankan keunggulan 2-1 mereka hingga babak kedua, sebelum akhirnya City menyamakan kedudukan lewat gol dari John Stones di menit tambahan waktu.

Baca Juga: Barcelona Dihukum UEFA: Larangan Menjual Tiket Tandang saat Melawan Red Star Belgrade

Mikel Arteta Menanggapi Tuduhan "Dark Arts"

Di sisi lain, Mikel Arteta juga tidak tinggal diam. Saat ditanya mengenai tuduhan bahwa Arsenal menggunakan taktik "dark arts", Arteta menjawab dengan penuh percaya diri. Mengacu pada pengalamannya selama tiga setengah tahun bekerja sebagai asisten Guardiola di City, Arteta mengatakan, "Saya tahu semuanya. Percayalah."

Arteta tampaknya merujuk pada pengetahuan mendalam yang ia miliki tentang cara kerja Guardiola dan tim City selama masa jabatannya di sana. Meskipun begitu, Arteta juga berusaha meredam suasana dengan menyatakan bahwa ia menghormati Guardiola dan timnya, serta bahwa rivalitas ini tidak akan mempengaruhi hubungan pribadi mereka.

Persaingan yang Makin Sengit: Arsenal vs Manchester City

Rivalitas antara Manchester City dan Arsenal telah berkembang pesat dalam dua musim terakhir, terutama setelah kedua tim bersaing ketat untuk gelar Premier League.

Musim 2022-23, Arsenal sempat unggul delapan poin di puncak klasemen pada bulan April, namun kehilangan momentum setelah tidak memenangkan empat pertandingan berturut-turut. Akhirnya, City berhasil menyalip dan menjuarai liga dengan keunggulan lima poin.

Baca Juga: CEO Newcastle United, Darren Eales, Mundur Setelah Didiagnosis Kanker Darah Kronis

Musim sebelumnya, skenario serupa terjadi, di mana Arsenal memimpin di bulan April, namun kekalahan 2-0 dari Aston Villa dan hasil-hasil buruk lainnya memberi City kesempatan untuk kembali memimpin. Arsenal akhirnya finis kedua, hanya dua poin di belakang City, meskipun mereka memenangkan enam pertandingan terakhir musim itu.

Pertandingan terakhir di Etihad, yang berakhir imbang 2-2, semakin menguatkan intensitas rivalitas ini. Insiden seperti lemparan bola Haaland ke arah Gabriel dan tuduhan taktik "dark arts" menunjukkan bahwa pertemuan antara dua klub ini bukan hanya soal perebutan gelar, tetapi juga soal adu gengsi dan emosi.

Apa yang Akan Terjadi Selanjutnya?

Guardiola dengan tegas mengatakan bahwa insiden-insiden di lapangan adalah bagian dari emosi yang tak terhindarkan dalam pertandingan sebesar ini. "Terkadang emosi memang muncul," ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa Haaland mungkin tidak bangga dengan tindakannya, tetapi ia memahami bahwa Arsenal menggunakan tantangan fisik yang keras selama pertandingan.

Baca Juga: Skandal Mohamed Al Fayed dan Implikasinya bagi Fulham FC

Pertemuan berikutnya antara kedua tim dijadwalkan pada 1 Februari di Premier League, tetapi ada kemungkinan mereka bisa bertemu lebih awal di salah satu kompetisi domestik lainnya seperti Piala FA atau Piala Carabao.

Mengingat tensi yang semakin memanas, pertandingan mendatang dijamin akan menjadi salah satu yang paling dinanti dalam kalender sepak bola Inggris.

Selanjutnya: Tak Boleh Asal Kirim, Ini Hari dan Jam yang Tepat untuk Kirim Lamaran Pekerjaan

Menarik Dibaca: Rekomendasi 6 Drama Korea Romantis Dewasa, Ada yang Dibintangi Han So Hee

Editor: Handoyo .