Pepet terus kreditur, Energi Mega Persada (ENRG) bakal refinancing US$ 87 juta



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) tengah mengupayakan refinancing utangnya hingga US$ 87 juta di 2018. Saat ini, emiten tersebut masih dalam tahap penjajakan dengan beberapa kreditur untuk mendapatkan terms kondisi yang lebih baik.

Direktur Keuangan Eduardus A Windoe mengatakan, utang yang akan di-refinancing berasal dari beberapa pinjaman. Mengacu pada laporan keuangan ENRG kuartal II 2018, diketahui perusahaan memiliki utang sindikasi dari Bank of America, Bank of India, Cabang Cayman Island dan Intesa Sanpaolo Spa, serta Cabang Hong Kong Bank of America sebesar US$ 57 juta. Selanjutnya, emiten itu juga bakal me-refinancing utang yang dicatat sebagai institusi keuangan yang terdiri dari Intesa Sanpaolo S.P.A dan Britannick Strategies Limited.

"Untuk refinancing dari institusi keuangan nilainya US$ 30 juta, sehingga kalau ditotal ada US$ 87 juta yang akan kami refinancing, lewat penjajakan ketiga kreditur yang kini masih kita lakukan," kata Edoardus, Jumat (23/11).


Asal tahu saja, per hari ini, total sisa utang yang dimiliki ENRG sebesar US$ 250 juta, terdiri dari US$ 170 juta utang jangka panjang dan US$ 80 juta utang jangka pendek. Angka tersebut sudah turun 22,36% dari catatan utang per Juni 2017 yakni US$ 322 juta.

VP Investor Relations ENRG Herwin Hidayat mengatakan, pinjaman US$ 87 juta itu saat ini tengah dicari refinancingnya. Dengan syarat, refinancing harus memiliki term dan kondisi yang lebih baik, bisa dari bunga yang lebih rendah, tenor yang lebih panjang ataupuun klausul yang lebih mudah. "Intinya, refinancing harus memiliki nilai tambahan juga untuk pemegang saham," ungkapnya.

Selain itu, emiten juga melakukan refinancing terhadap pinjamannya yang berasal dari Japan Petroleum Exploration Co., Ltd (Japex) dan Mitsubishi Corporation (MC) khusus untuk membiayai blok Kangean.

"Untuk refinancing itu, kami enggak usah khawatir, karena pelunasannya akan dicicil dari cashflow yang didapat dari Blok Kangean, jadi itu self funded. Jumlahnya, saya belum bisa breakdown," ungkap Herwin.

Proses penjajakan kepada calon kreditur pun masih dilakukan hingga saat ini, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Sumber kreditur juga tidak terbatas hanya pada perbainkan, melainkan juga equity fund.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati