JAKARTA. Hingga 30 November 2012, Kementerian Keuangan mencatat realisasi defisit anggaran mencapai Rp 107,6 triliun. Angka defisit ini sudah mencapai 56% dari target APBNP 2012 yang sebesar Rp 190,1 triliun.Kementerian Keuangan mencatat, per 30 November 2012 realisasi pendapatan negara dan hibah mencapai Rp 1.101,7 triliun atau 81,1% dari target APBNP 2012 yang sebesar Rp 1.358,2 triliun. Sementara itu, realisasi belanja negara mencapai Rp 1.209,3 triliun atau 78,1% dari pagu APBNP 2012 yang sebesar Rp 1.548,3 triliun. "Dengan konfigurasi ini, maka defisit anggaran per 30 November 2012 adalah sebesar Rp 107,6 triliun atau 56,6% dari pagu defisit APBNP 2012 Rp 190,1 triliun," jelasnya, Rabu (12/12).Agus mengakui, penerimaan pajak menurun terutama dari pajak penghasilan. Realisasi penerimaan perpajakan sudah mencapai Rp 858,4 triliun atau 84,5% dari target APBNP 2012 yang sebesar Rp 968,3 triliun. Sementara Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) mencapai Rp 240,4 triliun atau 70,5% dari target APBNP 2012 yang sebesar Rp 341,1 triliun.Realisasi pajak penghasilan (PPh) mencapai Rp 413,5 triliun atau 80,5% dari target APBNP 2012. Sedangkan, realisasi Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sudah mencapai Rp 290,6 triliun atau 86,5% dari pagu APBNP 2012.Menurut Agus, penurunan harga komoditas internasional dan penurunan ekspor membuat setoran pajak menurun. Ia mencontohkan, penerimaan pajak dari dua perusahaan pertambangan saja turun hingga Rp 15 triliun dalam 11 bulan pertama tahun ini saja. Sayangnya, Agus enggan membeberkan perusahaan tersebut secara rinci.Hanya realisasi penerimaan bea cukai yang sudah melampaui target. Per 30 November, realisasi penerimaan cukai sudah mencapai Rp 87,5 triliun atau 105,1% dari targetnya. Agus memperkirakan, defisit anggaran tahun ini akan melebar. Dia memperkirakan, defisit anggaran berkisar 2,3% dari PDB. "Tetapi tidak akan melewati 2,4%," ucapnya.Salah satu penyebab defisit membesar karena konsumsi BBM subsidi. Tahun ini, konsumsi BBM subsidi melampaui kuota. Pemerintah terpaksa menambah kuota BBM bersubsidi sebesar 1,2 juta kilo liter. Sebelumnya, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Bambang Brodjonegoro mengatakan dengan asumsi konsumsi BBM bersubsidi mencapai 43,5 juta kilo liter, maka total subsidi BBM tahun 2012 menjadi Rp 216,774 triliun. Tapi, kalau kuota BBM bersubsidi tahun ini yang sebesar 44,04 juta kilo liter, makan besaran subsidi BBM menjadi Rp 219,481 triliun.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Per 30 November, defisit anggaran capai Rp 107,6 T
JAKARTA. Hingga 30 November 2012, Kementerian Keuangan mencatat realisasi defisit anggaran mencapai Rp 107,6 triliun. Angka defisit ini sudah mencapai 56% dari target APBNP 2012 yang sebesar Rp 190,1 triliun.Kementerian Keuangan mencatat, per 30 November 2012 realisasi pendapatan negara dan hibah mencapai Rp 1.101,7 triliun atau 81,1% dari target APBNP 2012 yang sebesar Rp 1.358,2 triliun. Sementara itu, realisasi belanja negara mencapai Rp 1.209,3 triliun atau 78,1% dari pagu APBNP 2012 yang sebesar Rp 1.548,3 triliun. "Dengan konfigurasi ini, maka defisit anggaran per 30 November 2012 adalah sebesar Rp 107,6 triliun atau 56,6% dari pagu defisit APBNP 2012 Rp 190,1 triliun," jelasnya, Rabu (12/12).Agus mengakui, penerimaan pajak menurun terutama dari pajak penghasilan. Realisasi penerimaan perpajakan sudah mencapai Rp 858,4 triliun atau 84,5% dari target APBNP 2012 yang sebesar Rp 968,3 triliun. Sementara Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) mencapai Rp 240,4 triliun atau 70,5% dari target APBNP 2012 yang sebesar Rp 341,1 triliun.Realisasi pajak penghasilan (PPh) mencapai Rp 413,5 triliun atau 80,5% dari target APBNP 2012. Sedangkan, realisasi Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sudah mencapai Rp 290,6 triliun atau 86,5% dari pagu APBNP 2012.Menurut Agus, penurunan harga komoditas internasional dan penurunan ekspor membuat setoran pajak menurun. Ia mencontohkan, penerimaan pajak dari dua perusahaan pertambangan saja turun hingga Rp 15 triliun dalam 11 bulan pertama tahun ini saja. Sayangnya, Agus enggan membeberkan perusahaan tersebut secara rinci.Hanya realisasi penerimaan bea cukai yang sudah melampaui target. Per 30 November, realisasi penerimaan cukai sudah mencapai Rp 87,5 triliun atau 105,1% dari targetnya. Agus memperkirakan, defisit anggaran tahun ini akan melebar. Dia memperkirakan, defisit anggaran berkisar 2,3% dari PDB. "Tetapi tidak akan melewati 2,4%," ucapnya.Salah satu penyebab defisit membesar karena konsumsi BBM subsidi. Tahun ini, konsumsi BBM subsidi melampaui kuota. Pemerintah terpaksa menambah kuota BBM bersubsidi sebesar 1,2 juta kilo liter. Sebelumnya, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Bambang Brodjonegoro mengatakan dengan asumsi konsumsi BBM bersubsidi mencapai 43,5 juta kilo liter, maka total subsidi BBM tahun 2012 menjadi Rp 216,774 triliun. Tapi, kalau kuota BBM bersubsidi tahun ini yang sebesar 44,04 juta kilo liter, makan besaran subsidi BBM menjadi Rp 219,481 triliun.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News