KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak awal tahun hingga Agustus 2019, pengembang properti PT Agung Podomoro Land Tbk (
APLN, anggota indeks
Kompas100) mencatatkan
marketing sales Rp 1,32 triliun, termasuk pajak pertambahan nilai. Artinya, dalam delapan bulan pertama tahun ini, APLN baru mencapai 44% dari target
marketing sales di tahun 2019 ini yang sebesar Rp 3 triliun.
Baca Juga: Agung Podomoro Land (APLN) dapat restu percepat bayar obligasi Rp 451 miliar Sekretaris Perusahaan APLN Justini Omas mengatakan, hal ini disebabkan oleh kondisi pasar yang belum sesuai prediksi APLN. Sebelumnya, perusahaan ini berharap bahwa kondisi pasar akan bagus pasca-pemilihan umum. Meskipun begitu, Justini mengatakan, APLN belum berencana untuk merevisi target
marketing sales tersebut. "Lihat saja nanti pencapaiannya. Kalau pasarnya semakin baik, target tersebut bisa tercapai," ucap dia di Graha CIMB Niaga, Jakarta, Kamis (26/9). Di samping itu, Justini juga melihat faktor positif dari rencana pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur. Menurut dia, penjualan proyek APLN di Balikpapan, Kalimantan Timur, Borne Bay City kembali meningkat sejak dua bulan terakhir. Sebelumnya, penjualan properti APLN di Balikpapan sempat sepi karena harga komoditas yang mendominasi ekonomi wilayah tersebut tengah dalam tren penurunan.
Baca Juga: Bank Mandiri (BMRI) genjot kredit korporasi ke tiga sektor ini Sebagai informasi, proyek Podomoro Gold View menjadi kontributor terbesar
marketing sales perusahaan hingga Agustus 2019. Disusul oleh proyek Podomoro City Deli Medan, Podomoro Park Bandung, Orchard Park Batam, dan Borneo Bay City. Sebelumnya, per Juni 2019, APLN mengumpulkan
marketing sales Rp 884,4 miliar. Angka ini turun sekitar 60,5% dibanding periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 1,42 triliun.
Kemudian, sepanjang paruh pertama tahun ini, pendapatan APLN tercatat sebesar Rp 1,96 triliun atau turun 21,6% secara tahunan, dari sebelumnya Rp 2,5 triliun. Meskipun begitu, laba bersih APLN pada semester I-2019 naik 132% secara tahunan menjadi Rp 143,38 miliar, dari sebelumnya Rp 61,80 miliar.
Baca Juga: Multi Indocitra (MICE) masih optimistis bisa tumbuh dobel digit di tahun ini Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi