JAKARTA. PT Bank Windu Kentjana International Tbk sepertinya masih harus menginjak pedal gas dalam-dalam untuk mencapai target penyaluran kredit tahun ini. Soalnya, sampai Agustus 2015 ini saja, pencapaiannya baru sekitar Rp 7 triliun. Padahal, sesuai Rencana Bisnis Bank (RBB), perseroan menargetkan menyalurkan kredit Rp 7,5 triliun sampai akhir tahun. "Realisasi kredit ini stagnan. Selain memang industrinya melambat, kami juga lebih hati-hati dalam memberikan kredit di tengah kondisi ekonomi saat ini," ujar Luianto Sudarmana, Direktur Utama Bank Windu, Jumat (18/9). Makanya, sambung dia, pihaknya tidak terlalu agresif mengejar target tersebut. Yang menjadi fokus saat ini justru menekan rasio kredit bermasalah alias nonperforming loan/NPL. Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan, NPL perseroan mencapai 2,78% per Juni 2015 Per Agustus 2015, NPL perseroan turun menjadi sekitar 1,9%. "Kami ingin menekan NPL hingga akhir tahun nanti berada di kisaran 1,5%. Karena itu, kami ingin hati-hati menyalurkan kredit," imbuh dia. Adapun dari sisi dana pihak ketiga, bank yang akan mengakuisisi Bank Antar Daerah dan kemudian disuntik modal oleh China Construction Bank dalam waktu dekat ini berhasil menghimpun dana hingga Rp 8,1 triliun per Agustus 2015. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Per Agustus, kredit Bank Windu tembus Rp 7 triliun
JAKARTA. PT Bank Windu Kentjana International Tbk sepertinya masih harus menginjak pedal gas dalam-dalam untuk mencapai target penyaluran kredit tahun ini. Soalnya, sampai Agustus 2015 ini saja, pencapaiannya baru sekitar Rp 7 triliun. Padahal, sesuai Rencana Bisnis Bank (RBB), perseroan menargetkan menyalurkan kredit Rp 7,5 triliun sampai akhir tahun. "Realisasi kredit ini stagnan. Selain memang industrinya melambat, kami juga lebih hati-hati dalam memberikan kredit di tengah kondisi ekonomi saat ini," ujar Luianto Sudarmana, Direktur Utama Bank Windu, Jumat (18/9). Makanya, sambung dia, pihaknya tidak terlalu agresif mengejar target tersebut. Yang menjadi fokus saat ini justru menekan rasio kredit bermasalah alias nonperforming loan/NPL. Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan, NPL perseroan mencapai 2,78% per Juni 2015 Per Agustus 2015, NPL perseroan turun menjadi sekitar 1,9%. "Kami ingin menekan NPL hingga akhir tahun nanti berada di kisaran 1,5%. Karena itu, kami ingin hati-hati menyalurkan kredit," imbuh dia. Adapun dari sisi dana pihak ketiga, bank yang akan mengakuisisi Bank Antar Daerah dan kemudian disuntik modal oleh China Construction Bank dalam waktu dekat ini berhasil menghimpun dana hingga Rp 8,1 triliun per Agustus 2015. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News