Per Akhir Oktober 2024, Stok Beras Bulog Capai 1,5 Juta Ton



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perum Bulog memastikan stok beras aman hingga akhir tahun ini. 

Kepala Divisi Perencanaan Operasional dan Pelayanan Publik Bulog Epi Sulandari mengatakan per akhir Oktober 2024, stok beras yang dikuasai Bulog telah mencapai 1,5 juta ton. 

"Dari total itu, terdiri dari 1,2 juta ton untuk cadangan pemerintah dan 270.000 ton untuk komersial," kata Epi dalam rakor pengendalian inflasi Jumat (1/11) yang dipantau secara daring. 


Walau demikian, Epi mengakui bahwa stok beras ini masih didominasi oleh pengadaan luar negeri atau impor yang ditugaskan oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas) kepada Bulog. 

Baca Juga: Stok Pangan Diklaim Aman Tiga Bulan ke Depan

Ia mengatakan sampai dengan akhir Oktober lalu, realisasi pengadaan beras dari impor mencapai 2,8 juta ton dari total penugasan sebesar 3,6 juta ton di tahun ini. 

Sementara untuk pengadaan dalam negeri hanya mencapai 1,08 juta ton, yang terdiri dari realisasi dengan skema Public Services Obligation (PSO) sebesar 696.000 ton dan skema komersial sebesar 387.000 ton. 

"Ini sudah disebarkan ke seluruh Indonesia dengan penyebaran berdasarkan kebutuhan masing masing baik untuk bantuan pangan dan SPHP," jelasnya. 

Walau begitu, Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengingatkan adanya potensi kenaikan harga beras pada akhir tahun mendatang. Hal ini dipicu oleh penurunan produksi beras di tahun ini. 

Deputi II Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi, Nyoto Suwignyo mengatakan total produksi beras berdasarkan Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun ini diperkirakan hanya mencapai 30,34 juta ton. 

Tonton: Produksi Beras RI Diperkirakan Turun, Hanya Capai 30,34 Juta Ton Tahun Ini

Jumlah tersebut lebih rendah 760.000 ton atau turun 2,44% jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2023.

"Penurunan produksi tersebut berpotensi menyebabkan kenaikan harga beras pada akhir tahun seperti tren tahun sebelumnya," jelas Nyoto, Senin (28/10). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi