JAKARTA. Kondisi makro ekonomi yang berdampak pada perlambatan pertumbuhan industri otomotif ternyata juga mempengaruhi aktivitas usaha PT Magna Finance Tbk. Buktinya, penyaluran pembiayaan perseroan sampai pertengahan tahun ini hanya sebesar Rp 200 miliar atau 40% dari target di sepanjang tahun yang sebesar Rp 500 miliar. Goenadi Hadiwidjaja, Direktur Utama Magna Finance membenarkan hal tersebut. Dia bilang, realisasi ini mengalami koreksi ketimbang periode yang sama tahun lalu. “Ya, terjadi penurunan karena awal perlambatan sudah terjadi sejak awal tahun ini,” ujarnya singkat, ditemui usai pencatatan saham perdana di Bursa Efek Jakarta, Senin (7/7). Kebijakan ekonomi yang diambil pemerintah, seperti kenaikan bahan bakar minyak atau pelemahan harga komoditi, misalnya, ikut juga mempengaruhi bisnis perseroan. Maklumlah, sebanyak 60% dari aktivitas usaha pembiayaan perseroan mengalir ke kendaraan roda empat niaga atau komersial, seperti pick up dan truk.
Per Juni, Magna baru salurkan pembiayaan Rp 200 M
JAKARTA. Kondisi makro ekonomi yang berdampak pada perlambatan pertumbuhan industri otomotif ternyata juga mempengaruhi aktivitas usaha PT Magna Finance Tbk. Buktinya, penyaluran pembiayaan perseroan sampai pertengahan tahun ini hanya sebesar Rp 200 miliar atau 40% dari target di sepanjang tahun yang sebesar Rp 500 miliar. Goenadi Hadiwidjaja, Direktur Utama Magna Finance membenarkan hal tersebut. Dia bilang, realisasi ini mengalami koreksi ketimbang periode yang sama tahun lalu. “Ya, terjadi penurunan karena awal perlambatan sudah terjadi sejak awal tahun ini,” ujarnya singkat, ditemui usai pencatatan saham perdana di Bursa Efek Jakarta, Senin (7/7). Kebijakan ekonomi yang diambil pemerintah, seperti kenaikan bahan bakar minyak atau pelemahan harga komoditi, misalnya, ikut juga mempengaruhi bisnis perseroan. Maklumlah, sebanyak 60% dari aktivitas usaha pembiayaan perseroan mengalir ke kendaraan roda empat niaga atau komersial, seperti pick up dan truk.