Per Mei, ANTM jual 5.152 kg emas



JAKARTA. Penjualan emas PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) laris manis. Berdasarkan data resmi emiten yang kerap disebut Antam ini, Kamis (13/6), per Januari-Mei 2013 berhasil menjual 5.152,54 kilogram (kg) emas. Ini membuat Antam memenuhi sudah 68% target penjualan emas 2013 sebanyak 7.577,26 kg.

Penjualan naik karena produksi emas Antam juga meningkat. ANTM telah memproduksi 1.089,1 kg emas yang berasal dari tambang Pongkor dan Cibaliung selama lima bulan pertama 2013. Produksi ini setara 37% dari target 2013 sekitar 2.943,51 kg.

Penjualan komoditas lain juga sesuai target ANTM, meskipun tak secemerlang emas. Penjualan feronikel sudah mencapai 7.028 ton nikel dalam feronikel (TNi). Ini memenuhi 39% target penjualan di 2013 sebanyak 18.020 TNi.


ANTM juga berhasil menjual bijih nikel sebanyak 4 juta wet metric ton (wmt) di Januari-Mei 2013. Perolehan penjualan ini setara 35% dari target ANTM di 2013 sebanyak 11,43 juta wmt.

Penjualan feronikel dan bijih nikel beriringan dengan kinerja produksi dua komoditas itu. Hingga Mei 2013, ANTM memproduksi feronikel sebanyak 8.488 TNi, setara 47% dari target tahun ini 18.059 TNi.

Sementara, produksi bijih nikel ANTM sepanjang Januari-Mei 2013 mencapai 5,26 wmt, setara 40% dari target sebanyak 13,15 juta wmt.

Agar bisnis kian mengembang, Tato Miraza, Direktur ANTM bilang, ANTM tengah menyelesaikan sejumlah proyek kunci. Seperti, pembangunan chemical grade alumina (CGA) di Tayan, Kalimantan Barat. Proyek yang digarap anak usaha ANTM, PT Indonesia Chemical Alumina diharapkan masuk tahap uji coba pada Oktober 2013.

ANTM juga sedang menggarap Proyek Perluasan Pabrik Feronikel (P2F) Pomalaa. Proyek ini mencakup pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batubara berkapasitas 2x30 mega watt (MW) yang akan beroperasi di 2014. Total investasi P2F Pomala US$ 450 juta-US$ 500 juta. ANTM juga sedang membangun fasilitas pengolahan bijih nikel menjadi feronikel di Halmahera, Maluku Utara bernama Feronikel Halmahera Timur (FeNi Haltim) yang mulai digarap 2011.

ANTM harus mengucurkan US$ 1,6 miliar untuk merampungkan proyek FeNi Haltim. Pengembangan beberapa proyek ini merupakan strategi ANTM untuk tetap kompetitif menghadapi persaingan global. Kemarin, harga ANTM turun 1,77% ke Rp 1.110.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana